Sebagai keluarga dari kalangan atas, menghabiskan waktu liburan berbintang lima di Pulau Bali bukanlah masalah bagi keluarga Rani. Selama beberapa hari Rani menghabiskan waktu liburan dengan suami dan dua orang anaknya disana. Setelah beberapa hari, suami Rani mengajaknya untuk ke Lombok. Tapi dengan alasan Rani merasa bosan dengan tempat itu, juga perjalanan dengan kapal fery yang yang cukup makan waktu, maka Rani menolak ajakan suaminya itu. Akhirnya suami dan kedua anaknya segera menuju Lombok tanpa Rani.
Rani, 30 tahun, seorang pebisnis seperti suaminya, meski sudah punya anak dua orang tapi penampilan dan gayanya mirip dengan layaknya gadis kota masa kini. Wajah sangat cantik, putih, dan tubuh sintal selalu membuat lelaki manapun akan tertarik. Salah satu nilai lebih dari rumah tangga Rani adalah kebebasan yang diberikan suaminya kepada Rani untuk boleh bergaul atau jalan dengan siapa saja asal Rani selalu jujur kepada suaminya itu. Hal ini terjadi karena suaminya sangat tahu akan libido Rani yang sangat tinggi hingga suaminya agak kewalahan dalam melaySyakila kebutuhan s*ksual Rani. Dan nilai lebih dari Rani adalah kejujuran kepada suaminya bila dia jalan dan ‘main’ dengan pria lain.
Pagi itu di restoran hotel, ketika Rani sedang makan pagi..
“Hei..!”, terdengar suara diiringi dengan tepukan tangan di pundak Rani.
“Hei, Syakila.. Toni.. Pak Reza..”, sahut Rani senang ketika melihat mereka bertiga.
Mereka adalah mitra bisnis. Syakila (33 th) dan Toni (38 th) adalah suami istri yang usahanya bergerak di bidang layanan jasa transportasi. Sedangkan pak Reza (41 th) usahanya mempunyai klinik.
“Mana suamimu?”, tanya Syakila.
“Sedang ke Lombok dengan anak-anak”, jawab Rani.
“Sini-sini duduk, temenin aku makan..”, kata Rani.
Mereka pun segera duduk dan makan pagi bersama satu meja. Syakila dan Toni adalah teman bisnis suami Rani di Jakarta, sedangkan Reza adalah seorang dokter, duda, yang jadi dokter keluarga Rani. Pak Reza dikenalkan kepada keluarga Rani oleh Syakila dan Toni dulunya.
“Nanti malam kita turun yuk? Kita habiskan malam bersama di diskotik”, ajak Toni kepada Rani.
“Entahlah….”, kata Rani.
“Loh kenapa? Ayolah Bu Rani, kita sekali-sekali bergembira bersama”, kata Reza ikut menyela sambil tersenyum menatap Rani.
“Ikutlah, Rani.. Masa cuma aku seorang ceweknya..”, kata Syakila.
“Emm.. OK kalau begitu.. Aku ikut”, kata Rani sambil tersenyum.
“Kamu tinggal di kamar berapa?”, tanya Toni kepada Rani.
“Aku di suite room..”, kata Rani sambil menyebutkan nomor kamarnya.
“Ha? Kalau begitu kita bersebelahan dong..”, kata Syakila sambil menyebutkan nomor kamar mereka.
“Yee.. Kok aku tidak tahu, ya? Kapan kalian check in?”, tanya Rani.
“Semalem. Tadinya kami mau tinggal di kamar lain, tapi karena sudah penuh, akhirnya kami ditunjukkan kamar yang masih pada kosong..”, kata Toni.
“Tau nggak kalau kamar kita terhubung oleh connecting door, Ni?”, kata Rani kepada Syakila.
“Iya? Berarti kita bisa kumpul-kumpul nih..”, kata Syakila girang.
“Oke deh,.. Nanti malam kita pergi bareng ke Diskotik, ya?’, ujar Toni.
“Aku bawa minuman enak dari Perancis nanti..”, kata Toni lagi.
“Sip.. emang Kalian pada mau kemana?”, tanya Rani.
“Kami ada keperluan dulu. Bye..”, kata Syakila sambil bangkit diikuti Toni dan Reza, lalu mereka pergi.
Malamnya, dengan memakai T-shirt ketat plus rok katun sangat mini sehingga paha mulusnya tampak dengan indah, Rani berangkat dengan mereka ke diskotik.
“Kita minum dulu deh agar hangat, Ladies first…”, kata Toni sambil menuang minuman bawaannya ke dalam gelas dan disodorkan kepada Rani.
“Okay.. ..”, kata Rani sambil meneguk minumannya.
“Hm.. this drink is delicious .. Give me more, please.”, kata Rani kepada Toni. Tonipun segera menuang lagi minuman ke gelas Rani yang sudah kosong.
“Jangan terlalu banyak, Lena.. Nanti kamu jadi hot, Hahahaha..”, kata Syakila sambil tertawa. Mereka tertawa-tawa sambil menikmati minuman berakohol diiringi lagu yang diputar DJ.
“Turun, yuk..”, ajak Reza kepada Rani.
“Ayookk..”, kata Rani sambil bangkit.
Perasaannya sudah mulai terpengaruh alkohol. Akhirnya Syakila dan Toni serta Rani dan Reza melantai mengikuti hentakan irama yang cepat. Sampai akhirnya ketika lagu berganti ke irama slow, Rani dan Reza saling berangkulan dan berdansa mengikuti alunan irama lagu.
“Mmhh..”, Rani mendesah hampir tak tedengar ketika dadanya bersentuhan dengan dada Reza.
Entah karena pengaruh alkohol atau memang karena libido Rani yang tinggi, putiing susu Rani mengeras dan makin mengeras ketika dadanya bersentuhan dengan badan Reza. Gairah Rani bangkit karenanya. Tapi Rani masih bisa menahan dirinya. Mereka terus menikmati waktu yang ada sambil meneguk minuman hingga wajah mereka memerah. Rani benar-benar menikmati malam itu selagi bisa bebas dari beban pekerjaan dan anak-anaknya. Sampai ketika waktu menunjukkan jam 01.00 pagi mereka segera pulang ke hotel.
“Jangan tidur dulu,.. Kita ngobrol di kamar aja berempat..”, kata Toni.
“Okay.. Nanti aku buka connecting door-nya”, kata Rani sambil berlalu menuju kamarnya.
Sementara Syakila, Toni dan Reza masih duduk-duduk di lobby. Sesampai di kamar, Rani segera membuka connecting door-nya, lalu dia ketuk pintu sebelahnya. Tidak ada jawaban.
“Ah, masih pada di bawah barangkali..”, pikir Rani sambil merebahkan badannya di ranjang.
Hampir setengah jam menunggu, ternyata mereka tidak datang juga. Akhirnya Rani memutuskan untuk berendam air hangat dan mandi selama beberapa menit.
“Hei.. Sorry kami kelamaan..”, suara Syakila yang tiba-tiba masuk kamar mandi mengagetkan Rani yang baru saja memakai kimono.
“Toni dan Reza di ruang tengah..”, kata Syakila lagi sambil agak sempoyongan.
“Kamar kamu enak juga ada ruang tamunya.. Kita bisa ngobrol disini..”, kata Syakila lagi.
“Shit!! Ngapain kumpul di kamar aku?”, bisik hati Rani.
“Hei perempuan! Cepatlah kemari.. Kita habiskan sisa minuman tadi”, terdengar suara Toni memanggil. Akhirnya mereka berempat lagi-lagi meneguk bergelas minuman yang dibawa Toni.
“Ohh.. Gawat! Kenapa aku jadi pengen..”, hati Rani berbisik ketika pengaruh alkohol mulai menjalar di tubuhnya.
Terasa oleh Rani buah dada serta puting susunya mulai mengeras lagi, sementara meqinya terasa berdenyut basah menahan gairahh..
“Guys… aku cari udara segar dulu..”, kata Rani sambil bangkit agak terhuyung menuju teras. Dihirupnya udara malam dalam-dalam untuk mengurangi sesuatu di dalam tubuhnya yang mulai menggoda imannya.
“OOOOHHHHH….!!!”, tiba-tiba terdengar suara Toni mendesah keras dari dalam. Rani segera melongokan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi.
“Oh my God…!”, batin Rani ketika melihat apa yang terjadi. Gairah dan denyutan meqinya semakin terasa menggoda.
Di depan matanya, Rani melihat bagaimana Syakila berciuman dengan suaminya di kursi sambil tangannya meng0cok T0ngkol Toni yang sudah tegak.
Celana Toni hanya di buka dan diperosotkan sebatas pahanya saja.
“Ohh.. Bitch..!! Cepat hisap T0ngkolku Uufffghh,,,”, kata Toni sambil menjambak rambut Syakila. Dengan cepat Syakila menurunkan kepalanya, lalu dengan segera T0ngkol Toni sudah dilahapnya sambil tetap dik0cok pelan.
“Ooh.. very nice darling.. Uhhhh….”, desah Toni ketika lidah Syakila menjilati kepala T0ngkolnya sambil batangnya tetap dikoc0k tangan Syakila.
“Apa yang harus aku lakukan?”, batin Rani ketika melihat T0ngkol Toni yang basah di jilatt dan dihisap Syakila.
Gairahnya semakin memuncak. Dengan mata agak nanar terus dilihatnya Syakila dan Toni. Antara sadar dan tidak, Reza menempelkan tubuhnya dari belakang. Tangan Reza mengelus kaki Rani, menyusuri dari betis sampai paha lalu naik ke pantat Rani yang belum sempai memakai pakaian dalam sejak selesai mandi tadi..
“Hei..! Pak Reza ngapain..??!”, kata Rani kaget sambil menepis tangan Reza dari pantatnya.
“masa harus di jelasin sihh,….”, kata Reza sambil mendekati Rani.
Rani segera menghindar dan berlari menuju kamarnya melewati Syakila dan Toni yang sedang asyik melakukan oral s*ks. Syakila dan Toni sampai kaget dan menghentikan cumbuan mereka ketika melihat Rani melintas.
Di dalam kamarnya Rani masih bingung dan teringat akan permainan Syakila dan Toni serta perlakuan Reza kepadanya. Sebetulnya gairah Rani sudah sangat memuncak saat itu, tapi entah kenapa masih ada rasa ragu di hatinya.
“Rani? Kamu kenapa..??”, tiba-tiba Syakila masuk kamar dan menghampiri Rani yang masih berdiri.
“Entahlah, Jen.. Aku.. Aku aku tak tahu..”, kata Rani sambil melepas kimono lalu segera memakai celana dalamnya.
Tapi ketika Rani akan memakai memakai Bra, tiba-tiba Syakila memeluknya dari belakang hingga Rani tidak jadi memakai Bra tersebut.
“Ayolah Rani, kita nikmati malam ini..”, bisik Syakila ke telinga Rani.
“Mmhh..”, desah Rani ketika tangan Syakila mengusap seluruh badannya. Usapan dan belaian tangan Syakila kembali mengobarkan gairah Rani yang sempat surut.
“Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini?, kita semua sibuk kerjaan, jarang ada kesempatan..”, bisik Syakila lagi sambil tangannya meremas kedua buah dada Rani dari belakang.
“SSShhh….”, desah Rani sambil terpejam menikmati sensasi jari tangan Syakila ketika memainkan dan memelintir puting susunya.
“kita udah lama gk main bareng Hell…” kata Syakila sambil mengeluarkan lidah.
“Mmhhhhsss……. OOOOhhhh..”, desah Rani makin keras ketika lidah dan bibir Syakila menyusuri telinga, tengkuk dan lehernya sembari tangannya tetap meremas dan memainkan susu Rani.
“Nikmati saja malam ini..”, bisik Syakila sambil membalikan badan Rani dan merebahkannya di ranjang.
“tapii.. Jen…. Aasshhhh….”, jerit lirih Rani ketika lidah dan bibir Syakila menciumi dan menjilati buah dada serta puting susunya.
“kenapaa sayaang… uumttchh.. uummhh….” Tanya Syakila
“akk.. akuhh,, beluum ngomong ke suuamii.. Aaffhh…” jawab Rani
“gampang.. besok aku yang ngomong ke suami kmu, sekarang ikuti aja alurnya… uummccthh…” kata Syakila meyakinkan Rani.
“Syakilaihhhh.. OOgghhssss…….”, jerit Rani makin keras ketika jari Syakila masuk ke celana dalam dan menggosok meqinya.
Tubuh Rani menggeliat terbawa rasa nikmat dan terlepasnya himpitan gairah yang tertahan sebelumnya.
“uummthh… Hel… kamu suka kan…?? Uumttchh….” bisik Syakila sambil lidah dan mulutnya turun menyusuri perut sementara tangannya melepas celana dalan yang dipakai Rani.
“SSShhhh…. Jeenniiiihh……”, jerit Rani ketika ada rasa nikmat yang menjalar ketika lidah Syakila dengan liar menyusuri belahan meqinya.
“oouuttmm… ssruutpp… uummtchh… sssrruuupptt…” suara mulut Syakila menjilatt dan menghissap meqii Rani.
“SShhh… Syakilaii.. Enakkhh.. Akkhh…”, desah Rani waktu lidah Syakila menjilati kelentit dan sesekali mengulumnya.
“Jeenn….nniihh.. Akkuuhhh… sshhhtt.. AAAAAAHHHKKK….!!!
jerit Rani sambil menggelinjang dan mendesakan kepala Syakila ke meqinya ketika ada semburan hangat terasa di meqinya yang disertai rasa nikmat yang luar biasa.
Syakila tersenyum sambil bangkit lalu memeluk dan melumat bibir Rani.
“Nikmati rasa cairanmu sendiri Hel…..”, bisik Syakila sambil mengecup bibir Rani. Ketika Rani dan Syakila saling lumat bibir, terasa oleh Rani ada tangan yang menjamah, membelai dan meraba tubuhnya,
“Sayang, kamu layani si Reza..”, Toni menyuruh dan menarik tubuh istrinya Syakila dari atas tubuh Rani.
“Rani… Kamu menyukai permainan istriku, ”, kata Toni yang sudah telanjang bulat sambil menindih tubuh Rani serta mulai menciumi leher lalu turun ke buah dada Rani.
“Jeeff.. Kamu.. Emmmhhss.. “, desahh Rani sambil meronta menjauhkan wajah Toni dari buah dadanya. Tapi Toni dengan cepat memegang kedua tangan Rani, lalu lidah dan mulutnya kembali meneruskan menjilati buah dada dan puting susu Rani. “uummthh… eellmmm.. uummthh.. putingg kamu imut hell.. ssrruppth… uummthh..”
“Osshhh….. Aahhhhh….” rintih Rani ketika lidah Toni bisa memberikan rasa rasa kenikmatan yang menjadi fantasy mereka. Apalagi ketika T0ngkol Toni yang tegang dan tegak mengesek-gesek meqinya yang sudah basah. Bahkan ketika lidah Toni turun ke perut, turun lagi hingga mencapai meqinya, Rani kembali menggelepar dalam kenikmatan walau hatinya menolak diperlakukan demikian. “Rani… ssuurrppt… uuummtthh.. masih basah ya, uummthh suurrppt…” kata Toni sambil melumat habis sisa-sisa cairan permainan Rani dengan istrinya
Toni yg sudah tegang batangnya mengambil posisi di atas Rani dan akan memasukkan t0ngk0lnya,
“, Jeeff… NO..!! STOP…!” jerit Rani ketika Toni mulai mengarahkan T0ngkol ke lubang meqinya. Rani sempat menghentikan perlakuan Toni lalu bangkit dan mencoba memegang T0ngkol Toni agar tidak memasuki meqinya.
Syakila ternyata daritadi masih berdiri di belakang Toni, sepertinya ingin menonton permainan suaminya.
“Sudah..! Kamu samperin si Reza sana..!”, perintah Toni agar istrinya mendekati Reza.
“Sudahlah, Syakila.. kamu keSini aja…”, kata Reza sambil menarik dan merebahkan tubuh Syakila di karpet lalu menikmati tubuh istri temannya itu.
“AAAAAHHK….!!”, terdengar desah Rani ketika T0ngkol Toni masuk ke meqinya lalu dengan kasar dan cepat Toni menggenjotnya.
“OOHH… yeesshh .. baby,,, enak bangett…” desah Toni
“MMhhss.. Stop Jeef…. Lepaskan akuuuhh..”, jerit lirih Rani di sela rasa canggung dan nikmat ketika T0ngkol Toni keluar masuk meqinya.
“Uughh,,,,, Fuuuck you, bitchhh….!”, kata Toni sambil mengangkat satu kaki Rani dan di tahan oleh pundaknya.
‘Sshhiiitt…. Jeeff… AAAhhkkk…” erang Rani
“Ohhhh.. sayaang… Meqimu nikmat, masih eenaak.. uuhhgg..”, kata Toni sambil memompa T0ngkolnya lebih dalam dengan posisi demikian.
“Aassshh… Mmhh……”, desah Rani sambil terpejam. Rasa canggung yang ada kini berganti rasa nikmat, Rani mencoba mengikuti alur
“Ohh…. gimanaa rasanya, sayang.. hemm….??” tanya Toni sambil memompa tubuhh Rani.
terdengar suara Syakila di samping Rani ketika Syakila mengganti posisi dengan doggy style di atas ranjang.
“Kamu nikmati saja malam ini, Rani.. Kapan lagii OOHHH…!! Ki..ta bisaa beerr.. shhaama sepertiii iniiihh.. AAHHH…!!”, Reza menyela menyodokkan t0ngkolnya mengenjot meqi Syakila dalam posisi menungging.
“Mmhh.. Sshh.. Ohh… ffuuucckk…”, Rani hanya menjawab dengan desahan pertanda sedang menikmati suatu kenikmatan ketika Toni dengan ganas mengeluar-masukkan T0ngkol ke meqinya.
“iyyaahh betull saayangghh.. kaata iisshhtrikuhh.. Ouughh… sshh…” sahut Toni
“Oowwhh.. Jeef….. SShhh.. fuccckk mee..!”, terdengar suara Rani menjerit sambil memegang tangan Toni dengan kencang. Toni segera mempercepat genjotannya. “Yeesshhh.. enak bangett meqiimu, oohh.. biittchh…!!”
Clok.. clokkk.. clookk…!! Suara sodokan Toni ke Rani membuat Rani akan mendapatkan puncaknya,
“Jeeff..!! Jeeffrryy… AAAAAHHKKKK…..!!” Teriak Rani keraass, Sementara tubuhnya menggeliat serta mendesakkan meqinya ke T0ngkol Toni dan menggoyangnya dengan cepat.
“Serr! Serr! Serr!”, kembali meqi Rani mengeluarkan air licin yang menyembur hangat di dalam meqinya.
“Ooohh.. Fuuuucck yooou! Biittchh.. Fuuuuccck youuu..!”, kata Toni sambil menggenjot T0ngkolnya makin cepat dan makin cepat.
“OOOOOHHHHH….!!! Crott! Croott! Crott!”, pejuhh Toni menyembur banyak di dalam meqi Rani.
“UUUhhhh..!!”, desah Toni sambil merebahkan tubuhnya menindih tubuh Rani.
Rani hanya bisa memejamkan mata setelahnya. Rasa lelah serta pengaruh alkohol yang masih ada membuatnya tak mempedulikan lagi keadaan disekelilingnya. Yang sempat terdengar oleh telinga Rani adalah teriakan kenikmatan yang keluar dari mulut Syakila dan Dokter Reza yang sedang asyik bermain di depan suami Syakila sendiri. Mata Rani sedikit demi sedikit makin berat. Hanya rasa nyaman dan sisa-sisa kenikmatan di meqi Rani yang membuat meqinya berdenyut-denyut hingga Rani tertidur..
Rani tertidur sampai siang hari dalam kedaan tanpa busana. Tubuhnya tertidur hanya diselimuti oleh bed cover. Tak terdengar olehnya ketukan pintu oleh clening service. Sehingga ketika cleening service membuka pintu dengan kunci cadangan yang dia bawa, dia begitu terkejut melihat tubuh molek tergolek di ranjang.
“Eh.., maaf, Bu.. Saya kira tidak ada siap-siapa di dalam”, kata petugas kebersihan tersebut.
“yaa gk apa-apa.. Kembali lagi saja dan bereskan kamar saya nanti agak siang..”, kata Rani sambil menyelimuti tubuhnya lebih rapat.
Setelah petugas itu keluar, Rani hanya bisa merenungi apa yang terjadi semalam. Rani sendiri merasa heran, dirinya tidak mau dipaksa, diperkosa, entah apapun namanya, tapi yang jelas dirinya begitu menikmati perlakuan orang lain yang begitu kasar pada dirinya.
Rani memang sangat suka berpetualang s*ks dari sebelum menikah sampai sekarang, tapi belum pernah merasakan sensasi kenikmatan seperti yang dirasakan semalam.. Ingin rasa hati Rani menceritakan hal ini kepada suaminya, tapi pertentangan batin terjadi dalam hatinya karena hal ini menyangkut kepada teman-teman baik suaminya. Bahkan terbersit keinginan Rani untuk kembali ingin mendapatkan sensasi kenikmatan dengan menjadi objek pemaksaan lagi.