Thu. Sep 11th, 2025
Asupan Cerita Dewasa
Vani adalah seorang dokter muda yang baru saja menamatkan pendidikan dokternya pada sebuah universitas ternama di Sumatera. Sebagaimana dokter baru ia harus menjalani masa ptt pada sebuah desa di daerah itu. Orang tua dan tunangannya keberatan jika Vani melaksanakan ptt di daerah itu, selain jauh dari kotanya dan daerah itu masih terbelakang dan terisolir. Orang tua Vani sangat keberatan dan ia mengupayakan agar Vani ditempatkan pada daerah yang dekat dan tidak terisolir itu. Upaya orang tuanya ini gagal karena telah menjadi keputusan instansi pusat dan tidak dapat di batalkan.

Asupan Cerita Dewasa
Kekuatiran orang tua dan tunangannya amat beralasan, karena Vani adalah masih muda dan belum mengetahui seluk beluk masyarakat desa itu, ditambah kerasnya kehidupan di desa yang terkenal dengan kebiasaan masyarakatnya yang primitif itu. Selain itu Vani akan menikah dengan Rudi tunangannya beberapa bulan lagi. Memang Vani dan Rudi telah lama pacaran dan kedua orang tua mereka merestui hubungan mereka.
Vani adalah seorang gadis yang masih berumur 24 tahun merupakan mahasiswa kedokteran yang memiliki kemampuan yang dapat dibanggakan, sehingga tdk heran ia dalam waktu yang singkat telah menamatkan kuliahnya.
Selain itu ia berparas cantik, memiliki sosok yang membuat lawan jenisnya ingin mendapatkannya, namun hatinya telah jatuh kepada Rudi yang merupakan pria yang gigih mendapatkannya, hingga ia mau di pertunangkan dengan nya.Rudi adalah seorang pria yang telah memiliki kehidupan yang mapan pada sebuah BUMN di kota itu, selain itu ia anak dari sahabat ayah Vani.
Selama mereka pacaran hanya diisi dengan makan malam dan kadang nonton. Mereka berdua tidak pernah melakukan hal yang bertentanggan dengan adat dan agama, sebab masing-masing menyadari suatu saat akan mendapatkannya juga nantinya.
Setelah melalui perjalanan yang melelahkan Vani dengan diantar ayahnya dan Rudi didesa itu. Perjalanan dari kotanya memakan waktu selama 1 mhari perjalanan ditambah jalan yang amat rusak dan setapak. Didesa itu Vani di sambut oleh perangkat desa itu dan kepala dusun. Dengan sedikit acara, barulah Vani resmi bertugas. Lalu ayahnya dan Rudi pulang ke kota besoknya setelah mewanti-wanti Vani untuk berhati-hati.
Hari pertama ia bertugas Vani dibantu oleh kader kesehatan yang bertugas penunjuk jalan. Vani menempati salah satu rumah milik kepala dusun yang bernama pak Jery. Pak Jery amat disegani dan ia termasuk orang kaya didesa itu.
Umurnya sekitar 67 tahun dan memiliki 3 orang istri. Pak inipun sering meminjamkan sepeda motornya kepada Vani untuk tugas-tugasnya, kadang-kadang ia sendiri yang memboncengkan Vani saat Vani ingin ke desa sebelah. Bagi Vani keberadaan Pak Jery ini amat membantunya di saat ia hampir putus asa melihat lingkungan desa yang hanya terdiri dari hutan dan jalan yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor.
Karena sering diantar kedesa desa lainnya, seringkali tanpa disadari oleh Vani telah membuat paka Jery menaruh rasa ingin memiliki dari diri paka Taba, apalagi jika dalam berboncengan seringkali dada Vani yang montok itu bersentuhan dengan punggung paka Jery. Sebagai laki-laki normal iapun merasakan ingin yang lebih jauh lagi. Vani merasa ia tak bisa bertugas jika tanpa dibantu pak Jery.
Suatu hari saat pulang dari desa tetangga, mereka kehujanan dan hari saat itu hujan turun dengan derasnya.Lalu dengan buru-buru pak Jery mempercepat kendaraannya , secara otomatis Vani memegang pinggang pak Taba dengan erat dan dalam suasana itu pak Jery dapat merasakan kehangatan dan sentuhan dada Vani dengan nyata.
Lalu mereka sampai di kediaman Vani yang merupakan juga rumah milik pak Jery. Sesampai didalam rumah, Vani masuk kekamar dan mengganti pakaiannya dengan kimono handuk, sedang pak Jery ia pinjami handuk untuk ganti pakainan yang basah itu.
Saat Vani berganti pakaian tadi pak Jery mengintipnya dari celah pintu kamar itu. Jakunnya naik turun karena melihat kehalusan dan kemulusan kulit tubuh Vani seluruhnya. Dengan langkah pasti ia duduk di ruang tengah rumah itu karena diluar hari hujan.
“Wah, hujannya deras sekali pak.” kata Vani,
“Bagaimana jika nginap disini saja pak.”
“Ooooo.. terima kasih bu. Kalau hujan reda saya akan pulang…” terang pak Jery.
“Baiklah pak…” jawab Vani.
Lalu Vani kedapur dan membuatkan kopi untuk pak Jery.
“Pak, ini kopinya ..”.
“Wah kopi… bisa begadang saya malam ini buk.”
“O.. ya.. pak .. apa perlu saya ganti dengan teh hanagat?” jawab Vani.
“Ohh… nggak usah buk.. ini juga nggak apa.” timpal pak Taba, sambil memandang kearah Vani.
Hingga saat itu hujan belum reda dan paka Jery terpaksa nginap di rumah itu. Vani terus menemani paka Jery ngobrol tentang pekerjaan hingga rencana ia akan menikah. Pak Jery mendengarnya dengan penuh perhatian dan sesekali mencuri pandang dada Vani.
Vani tak enak hati jika ia meninggalkan pak Jery sendirian malam itu karena pak Taba telah banyak membantunya. Sedang matanya mulai ngantuk. Sedang hiburan di rumah itu tidak ada karena tidak adanya jaringan televisi. Melihat Vani yang mulai ngantuk itu lalu pak Jery menyuruh Vani tidur duluan.
“Bu, tidur aja dulu biar saya diluar sini.”
“Wah saya nggak enak ni pak masa pak Jery saya tinggal.” Vani memaksakan dirinya untuk terus ngobrol hingga jam menunjukan pukul 9 00 wib yang kalau didesa itu telah larut ditambah hujan deras.
Dari tadi pak Jery terus memperhatikan Vani karena suasana malam itu membuatnya ingin mengambil kesempatan terhadap Vani dengan tidak menampakkan keinginannya.
Padahal saat itu tanpa di sadari Vani pak Jery telah duduk disamping Vani.
“Bu… Vani.., dingin ya buk..” kata pak Jery.
“Ya pak…,” sahut Vani.. dengan pasti pak Jery, meraih tangan
Vani…
“Ini buk, saya pegang tangan ibu ya.., biar dinginnya hilang….” bisik Pak Jery.

BACA JUGA : MBAK RINDA YANG SUDAH LAMA PENGEN DI GENJOT

Vanipun membiarkan pak Jery meraih tangannya, memang ada hawa hangat yang ia rasakan. Lalu pak Jery melingkarkan tangannya di bahu Vani dan mengelus balik telinga Vani, padahal itulah daerah sensitif Vani. Kepala Vani lalu rebah di bahu pak Jery dan seperti sepasang kekasih pak Jery terus meransang daerah peka di tengkuk dan bahu Vani.
Vanipun meresapi usapan dan elusan lembut laki-laki yang seusia dengan ayahnya itu, matanya hanya merem melek. Mungkin karena suasana dan cuaca yang dingin membuat Vani membiarkan tindakan Jery itu. Pak Jery lalu berdiri, dan menarik tangan Vani hingga berdiri. Vani menurut, lalu ia tuntun kekamar yang dan menyilahkan Vani berbaring.
“Bu, tampaknya ibu capai.” kata pak Taba.
“Ya pak..” kata Vani.
Pak Jery keluar kamar dan mengunci pintu rumah itu dan memeriksa jendela, lalu ia masuk kekamar Vani kembali sambil menguncinya dari dalam. Ia sudah tidak sabar ingin menggauli Vani yang telah menjadi obsesinya selama ini malam itu.
Pak Jery berjalan kearah Vani, yang saat itu duduk ditepian ranjang.
“Pak.. koq di kunci?” tanya Vani.
“Biasalah bu, jika malam hujan begini kan biar hawa dingin nggak masuk…” timpal pak Taba.
“Bagaimana bu apa masih Dingin?” tanyanya.
“Iya pak…” angguk Vani.
“Baiklah buk bagaimana jika saya pijitin kepala ibu itu biar segar.” kata pak Jery
“Silahkan pak…” jawab Vani.
Lalu Vani duduk membelakangi pak Jery dan pak Jerypun naik ke ranjang itu dengan memijit kepala dan tengkuk Vani. Padahal yang dilakukannya adalah meransang Vani kembali untuk bisa mengusainya. Sebagai laki-laki berpengalaman tidaklah susah bagi Pak Taba untuk menaklukkan Vani, yang ia tahu belum begitu tau tentang dunia sex dan laki-laki.
Dengan gerakan lembut dan pasti usapan tangannya mulai dari tengkuk hingga balik telinga Vani.
Vani … menutup matanya menikmati setiap gerakan tangan pak Jery. Dari dekat pak Jery dapat merasakan dan menikmati kehalusan kulit Vani. Beberapa saat lamanya pijitan Jery itu telah turun ke punggung dan diluar kesadaran Vani kimononya telah turun dari bahunya dan yang tinggal hanya Bh yang menutup payudaranya. Bh itupun dengan kelincahan tangan pak Jery jatuh dan sempat dilihat pak taba bernomor 34b. Masih dari belakang gerakan tangan pak taba lalu meremas payudara Vani. Vani sadar dan menahan gerakan tangan Pak Jery..
“Sudah pak…, jangan lagi pak…” sambil memakai kimononya kembali sedang bhnya telah terjatuh.
Pak Jery kaget dan ia memandang mata Vani, ada nafsu tertahan, namun ia harus mulai memasang strategi agar Vani, kembali bisa ia kuasai.
“Maaf bu.., kalau tadi saya lancang.” kata pak Jery.
Vani diam saja. Sedang saat itu pak Jery hanya selangkah lagi bisa mengusai Vani. Lalu pak Taba berjalan keluar dan ia tinggalkan Vani. Kemudian ia balik lagi kekamar itu, dan duduk disamping Vani, pakaian Vani saat itu acak-acakan.
“Bu…, apa ibu marah?” tanaynya.
“Tidak pak tapi sayalah yang salah. Padahal selama saya pacaran dan tunangan belum pernah seperti ini.” terang Vani.
Pak Jery manggut-manggut mendengar perkataan Vani.
Cuaca malam itu tetap hujan deras dan dingin udara terus menusuk tulang, pak Jery mengerti jika Vani khawatir sebab ia masih perawan, namun tekadnya sudah bulat bahwa malam itu Vani harus bisa ia gauli.
Dalam kebiusan sikap Vani saat itu, pak Jery kembali meraih tangan Vani dan menciumnya, Vani diam membisu, lalu pak Jery memeluk Vani dan tidak ada penolakan dari Vani, Rupanya Vani saat tadi telah bangkit birahinya namun karena ingat akan statusnya maka ia menolak pak Jery. Dijari Vani memang melingkar cincin tunangan dan pak Jery tidak memperdulikannya.
Dengan kelihaiannya, kembali Vani larut dalam pelukan dan alunan nafsu yang di pancarkan laki-laki desa itu. Sekali sentak maka terbukalah kimono Vani, hingga terbuka seluruh kulit tubuhnya yang mulus itu, tanpa bisa ditolak Vani.Dengan penuh nafsu pak Jery memilin dan membelai dada putih itu hingga memerah dan dengan mulutnya ia gigit putingnya. Keringat telah membasahi tubuh Vani dan membuatnya pasrah kepada pak Jery.
Sebelah tangan Jery turun dan merongoh cd Vani dan memasuki lobang itu yang telah basah. Lalu ia buka dan tubuh Vani ia baringkan. Ia amat bernafsu sekali melihat belahan vagina Vani yang tertutup oleh sedikit bulu halus.
Pak Jerypun lalu membuka baju dan cdnya, hingga mereka sama-sama bugil diatas ranjang itu. Penis Jery amat panjang dan besar. Vani saat itu tidak tahu apa-apa lagi.
Pak Jerypun lalu membuka kedua kaki Vani dan mengarahkan penisnya kebelahan vagina Vani.
Beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati ia angkat kedua kaki Vani yang panjang itu kebahunya, dan barulah ia bisa memasukan kepala penisnya.
“Aduhhhhhh pak.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit pak…” jerit Vani. Pak Jery lalu menarik penisnya kembali. Lalu dengan mulutnya ia beri air ludah ke pinggiran lobang vagina itu biar lancar. Kemudian ia ulangi memasukan penisnya. Dengan hati2 ia dorong masuk dan kepala penis masuk…
“Auuuuuggggkkkk…” jerit Vani.
“Sebentar bu…” kata Pak Jery.
“Nanti juga hilang sakitnya buk…” terangnya lagi.
Sekali hentak maka seluruh penisnya masuk dan ia maju mundurkan. Padahal saat itu Vani merasa dilolosi tulangnya. ia gigit bibir bawahnya menahan rasa nyilu dan sakit saat penetrasi tadi.Pak Jery telah berhasil merobek selaput dara Vani, hingga kelihatan tetesan darah di paha mulus Vani saat itu dan membasahi sprey yang kusut.
Tangan pak Jerypun terus memilin payudara Vani dan kembali menahan pinggul Vani. Lebih kurang 20 menit ia maju mundurkan penisnya kedalam vagina Vani sedang Vani telah 2 kali orgasme, barulah ia muntahkan spermanya didalam rahim Vani.
lalu ia tetap diam diatas tubuh Vani. Terlihat ketika itu, tubuh putih mulus Vani berada dibawah tubuh pak Jery yang masih membelai dada dan menjilat bibir dan lidah Vani. Kedua tubuh manusia itu penuh keringat. Di sudut mata Vani ada air mata karena keperawanannya telah hilang bukan karena tunangannya tapi oleh laki-laki tua itu.
Ia tidak punya pilihan lain karena telah terlanjur di setubuhi Pak Jery. Hingga menjelang pagi pak Jery kembali mengulang permainan sex itu dengan Vani, hingga Vani merasakan kenikmatan dan mengetahui rahasia dalam permaianan dewasa. Rudi tidak ia inagt lagi dan saat itu ia terbelenggu oleh gairah dan nafsu yang di berikan pak Jery.
Sejak saat itu, hub kedua insan yang berbeda umur sangat jauh itu terus berlangsung di rumah itu , kadang-kadang di gubuk milik pak Jery di tengah hutan daerah itu. Vani merasa heran karena laki-laki seumur pak Jery masih memiliki stamina yang prima dalam berhubungan. Tidak heran jika pak Jery memiliki 3 orang istri dan memiliki 3 orang anak yang telah dewasa.
Jerypun bermaksud untuk menjadikan Vani istrinya yang ke 4 karena ia amat bangga bisa memerawani seorang Dokter dari kota dan cantik. Untuk itulah ia terus berusaha menyetubuhi Vani hingga bisa hamil oleh bibitnya. Vanipun sulit melepaskan diri dari pak Jery. Ia sedang berpikir untuk membatalkan pertunangan dengan Rudi, karena bagaimanapun ia sudah tidak perawan lagi.

By adminmarket

Selamat datang di ASUPAN CERITA DEWASA — tempat di mana fantasi liar, hasrat terpendam, dan kenikmatan tersembunyi dituangkan dalam cerita yang membakar imajinasi. Di sini, setiap cerita bukan hanya soal tubuh, tapi tentang permainan emosi, godaan, dan rasa penasaran yang memuncak perlahan… hingga tak terbendung. Dari ibu kost yang menggoda, tante yang tak tahu malu, sampai kisah-kisah rahasia di balik pintu kamar — semuanya kami sajikan dengan detail yang akan membuatmu sulit berhenti membaca. Kamu siap? Jangan cuma bayangkan. Rasakan lewat kata-kata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *