Kejadian ini terjadi belum lama. Waktu itu aku sudah mempunyai istri dan seorang anak laki-laki yang sudah bersekolah. Aku bekerja di salah satu perusahan besar di kota ku, dan aku berposisikan sebagai kepala HRD di perusahaan tersebut. Dan kejadian ini terjadi keRani ada karyawati baru yang pindah ke kantorku. Dia dipindah dari kantor cabang ke kantor pusat yaitu kantorku tersebut.
Panggil saja karyawati ini Rani. Sedikit gambaran tentang Rani, dia cantik, kulitnya putih bersih, Rani juga lumayan tinggi, sekitar 165cm dengan tubuh langsingnya membuat aku curi-curi pandang meliriknya. Dari tubuhnya yang langsing itu, ternyata Rani sedang hamil muda. Rani tak terlihat seperti wanita hamil, karena Rani menggunakan pakaian yang lumayan longgar. Dengan berbekal pengalamanku, kala aku mengetahui kalau Rani hamil aku malah senang dan aku akan terus mendekatinya, karena bagiku wanita hamil muda kayak Rani itu menambah ke seksian nya dan membuat aku semakin bergairah.
Dengan bermodal jabatanku yang lumayan tinggi, aku bisa bebas mendekati Rani. Hari demi hari, minggu demi minggu aku terus mendekati Rani. Hingga akhirnya aku bisa mengajak Rani untuk makan siang di sebuah resto tidak jauh dari kantorku. Setelah sampai resto, aku parkirkan mobilku, dan aku mulai melancarkan niat awalku. Aku mendekatkan tubuhku ke Rani, sambil berbincang aku mulai mengelus rambutnya yang panjang sebahu dan Rani pun diam saja.
Aku beralih memijit lehernya pelan-pelan dan aku lihat Rani mulai memejamkan mata tanda dia menikmatinya. Saat Rani memejamkan mata, aku beranikan diri untuk mencium pipinya dan sesaat Rani membuka matanya terkaget namun Rani juga diam saja dan menatapku penuh gairah. Melihat tatapan Rani yang menggairahkan, kemudian aku mendekatkan bibirku ke bibir Rani dan akhirnya aku mencium bibirnya yang mungil itu dan aku melumatnya.
Lumatan bibirku tidak dibalas oleh Rani. Rani hanya terdiam, namun setelah beberapa menit sepertinya Rani menikmatinya kemudian tangannya merangkulku, memeganggi leherku dan dibalaslah lumatan bibirku hingga kini aku dan Rani saling melumat. Sambil bergumam “Mmmbbhhh…” Akhinrya kami berciuman dengan hebatnya. Sebelum akhirnya Rani melepaskan ciumannya dan aku pun mengerti. Akhirnya kami turun untuk makan.
Beberapa hari kemudian, aku melihat Rani sedang melamun, seperti sedang ada yang dipikirkannya, kemudian aku mendekatinya.
“Ada apa kamu Ran, kok melamun gitu,” tanyaku.
“Ada keluargaku yang sakit dan dirawat inap, aku ingin menengoknya namun suamiku selalu sibuk terus dengan urusan pekerjaannya,” jawab Rani.
“Ya udah aku anterin Ran, gak usah kawatir, namun ada syaratnya yaaa,” kataku.
“Apa syaratnya?” tanyanya.
“Cuma ciuman seperti kemaren aja kok, gimana, oke yaaa???” kataku.
Namun si Rani hanya tersenyum melihatku. Kemudian kami bergegas menuju rumah sakit tujuan. Di perjalanan aku terus menggoda Rani dengan rayuanku, sempat sesekali aku pegang pahanya yang mulus itu, karena Rani menggunakan rok mini.
Singkat cerita, kami selesai menjenguk keluarga Rani yang sakit itu. Kemudian aku mengajak Rani untuk jalan-jalan namun aku tak tahu mau mengajak jalan kemana. Akhirnya kami muter-muter tak tentu arah, hingga membuat hatiku semakin lama semakin deg-degan tak karuan. Hingga aku beranikan untuk menagih janjinya tadi.
“Mau dilakuin dimana niih Ran???” tanyaku sambil senyum.
“Terserah kamu aja,” jawabnya.
Kemudian aku mengarahkan mobilku menuju sebuah hotel. Aku sengaja mengarahkannya ke hotel itu karena aku tahu kalau tempat itu sudah biasa digunakan untuk pasangan mesum. Sesampainya di parkiran, suasana di sana sangat sepi sekali, namun aku melihat ada dua mobil yang juga terpakir dan aku pikir mereka juga melakukan hal yang sama. Setelah berhenti, aku malah melihat wajah Rani seperti cemas.
“Kenapa wajah kamu cemas gitu Ran?? kalo Rani gak mau ngelakuin ini gak papa kok, kita pulang aja,” ujarku.
“Gak papa kok, I’m fine and its oke,” jawabnya.
Kemudian aku mengajak Rani masuk kamar yang sudah aku pesan. Sampai di dalam kamar, tanpa peduli lagi aku langsung memeluk Rani erat dan Ranipun membalasnya lalu aku langsung mencium bibir Rani. Aku melumatnya dan Ranipun membalas lumatanku, hingga kita berciuman dalam posisi berdiri dengan durasi yang lumayan lama. Sambil terus berciuman, tanganku mulai menjelajah tubuh Rani. Dari aku raba pinggang belakangnya, hingga aku pegang bokongnya yang kenyal itu, sebelum akhirnya aku memegang susunya yang lumayan besar itu, dan aku mulai meremas-remasnya.
Ciumanku sekarang menjalar menuju leher dan juga telinga Rani yang membuat Rani mendesah “Aaahh.. Aaahh.. teruuuss… Aaahh…” dan aku terus menjiatinya yang semakin lama membuat Rani bergumam “Sssshhhh…” dan Rani pun sudah sange dan dia terlihat melemas, kemudian aku menahan tubuhnya dan aku bopong Rani kemudian aku merebahkannya di ranjang.
Rani yang sudah dilanda birahi nafsu, dia mulai membuka bajunya. Terlihat Rani sudah pasrah dan memberikan tubuhnya untukku. Dan setelah Rani membuka bajunya, sekarang Rani hanya menggunakan BH dan celana dalam saja. Woooowww… tubuh Rani sangat indah sekali, putih mulus, dan perutnya yang melembung menghiasi pemandangan saat itu. Melihat wanita hamil muda kayak gini aku semakin bergairah, kemudian aku mencium perutnya yang hamil itu, sambil tanganku yang satunya mulai meremas susunya yang masih tertutup BH. Uuuuhhh… sungguh sensasinya luar biasa banget.
Kemudian aku mulai membuka BH-nya, dan aku lihat wooooww sungguh padat banget payudaranya. Dan terlihat juga puting susunya yang sudah mengeras dan aku pun langsung melumat puting susunya yang menggairahkan itu. Sambil tanganku yang satunya mulai meraba celana dalamnya. Masih aku mainkan puting susunya dengan lidahku, tanganku mulai menyentuh klitorisnya dari luar CD Rani yang ternyata sudah becek.
Desahan-desahan terus keluar dari mulut Rani, dan aku masih terus melumat kedua puting susunya. Namun sekarang tanganku sudah masuk ke dalam CD Rani, dan aku langsung menyentuh klitorisnya yang sekeRani membuat Rani mendongkakkan kepalanya ke atas sambil mendesah “Aaaagggghhhh…” Aku mulai mengocok klitoris Rani hingga Rani mendesah semakin keras “Uuuggh.. Ugghh.. Niiikkkmaaattt…” Setelah puas dengan kedua puting susunya, kemudian jilatanku turun menuju perut dan turun lagi menuju vaginanya yang aku lihat sangat bersih sekali dan yang aku rasa vagina Rani lain daripada yang lain, karena vagina Rani sangat wangi sekali. Lidah aku terus menjilat vagina Rani sambil tangan aku mengelus perutnya yang sedang hamil.
“Uggghhh… terus say… Uugghhh…” Rani mendesah lagi dan saat itu juga masih sambil aku jilati klitorisnya, aku masukkan jari tengahku ke dalam vagina Rani “Aaaarrgggg.. enaaaak… bangeeet.. saaaayyy…” gumamnya. Aku pun semakin bersemangat, dan aku keluar masukkan jariku di vagina Rani sambil terus menjilati vaginanya yang harum. Rani yang sudah terangsang hebat, mulai memegang kepalaku dan menjambak-jambak rambutku.
Setelah bebrapa lama, aku rasa Rani akan keluar karena Rani mulai melenguh panjang dan menjepit kepalaku dengan pahanya. Dan benar, tak lama kemudian Rani “Saaayyyy.. aku.. mau.. keluuuaararrr…” akhirnya Rani keluar juga. Saat Rani orgasme tangan Rani semakin keras menjambak rambutku dan menekan kepalaku ke dalam vaginanya. Aku pun memuaskannya dengan terus menjilati klitorisnya dan menjilati juga cairan Rani. Aaaahhh… nikmat banget aku rasakan.
BACA JUGA : MAIN DENGAN PELAYAN RESTAURANT
Kemudian aku kembali ke atas menuju wajah Rani dan aku mencium bibirnya kembali sambil berpelukan. Dan Rani pun berbisik di telingaku, “gantian aku puaskan kmau ya sayang.” Aku pun tersenyum dan mengangguk, kemudian aku membaringkan tubuhku di sebelah Rani dan tangan Rani langsung memegang penisku, dan tak lama Rani langsung mencium kepala penisku. Sejenak Rani menciumi kepala penisku sambil lidahnya bergoyang-goyang menjilati batang kontolku. Rani pun membasahi kontolku dengan ludahnya dan sesekali mengocoknya. Lidahnya juga menari hingga buah zakarku pun tak lepas dari jilatannya, dan membuatku melayang keenakan sampai aku mendesah kenikmatan.
Aku yang sudah keenakan kemudian memegang kepala Rani dan kukatakan, “cukup yaaa, nanti kalau lama-lama malah bisa meledak di mulut Rani” namun Rani menjawab, “biarin meledak di mulutku, aku juga ingin merasakan pejumu.” Waaah hanya dengan mendengarnya saja, gairahku semakin meningkat, kemudian aku mengangkat tubuhnya dan aku mulai melumat bibirnya dan aku balikkan tubuhnya hingga sekarang Rani terlentang.
Terus aku berdiri dan aku mulai mengarahkan kontolku ke vagina Rani. Pelan-pelan aku mulai memasukkan kepala kontolku ke vaginanya. Sambil memasukkan kontolku, aku melihat perutnya yang hamil itu, sungguh sexy sekali Rani ini. Dan dengan sedikit dorongan “Bleeeeeeeeesssssss……” kontolku sudah tenggelam di vagina Rani disertai dengan desahan Rani.
Rani mulai memegang pinggangku dan desahannya “Aaagghh.. terus.. sayaang.. yang.. kuaaatt.. saaaay..” Kontolku mulai ku keluar masukkan vaginanya. Sungguh sempit sekali vagina Rani, hingga aku rasakan seperti ada yang mencengkram kontolku sampai aku merasa keenakan banget. Karena Rani hamil, aku pelan-pelan menaik turunkan badanku memompa vagina Rani. Setelah beberapa saat aku rasa posisi ini kurang nikmat, kemudian aku mengambil bantal untuk mengganjal pantat Rani agar vagina Rani bisa lebih ke atas dan aku bisa memompanya dengan bebas.
Dengan tempo yang aku jaga, disertai elusan, rabaan, dan ciuman-ciuman dariku. Nafsu di antara kami semakin kuat, apalagi sesekali aku cium ketiaknya yang putih. “Agh.. agh.. ag.. geli sayang,” katanya. Lalu badan Rani mulai menegang dan tangannya tambah erat mengcengkram lengan aku tanda dia mau orgasme untuk yang kedua kalinya. Gerakan aku percepat, tambah cepat dan aku merasa kalau aku juga sudah dekat ujung. “Oooouuuggghhh… Enaaaakkkk… Saaaayyyaaanggg…”
Waktu merasa aku mau keluar, aku langsung lumat bibirnya dan Rani tambah keras mencengkramku.
“Aahhhhhhh… Sayaaaang… Aku mau meledak Saaay,” kata Rani.
“Aku juga mau keluar Ran,” kata aku.
Akhirnya “Croooottt… Croooottt… Croooottt…” meledak lah kami berbarengan, peju yang aku tahan sejak tadi membasahi dalam vagina Rani. Rasanya melayang sewaktu aku orgasme. Aku lumat dengan nafsunya bibir Rani yang mungil dan sexy itu. Dan kupeluk Rani, kuciumi perutnya.
Kemudian Rani berkata, ”enaaaak banget tadi saaaayyy…”
“Iya sayang, Aku juga sangat nikmat sekali,” kata aku.
Setelah kita puas berpelukan, kitapun mandi bareng. Aku sabunin badannya dengan lembut, dan daerah yang paling lama aku sabunin adalah daerah perutnya. Aku usap lembut, dengan gerakan memutar, turun naik, aku nikmatin sensasinya.
Kemudian Rani bertanya, ”kamu suka perut ku ya?”
”Iya Ran, aku suka dengan wanita hamil,” kataku.
“Nanti kalo aku sudah melahirkan, kamu masih suka nggak sama aku?” tanyanya.
“Pastinya aku akan selalu suka denganmu dan aku siap saja. Aku akan memuaskanmu lagi Ran,” jawabku.
Kemudian aku mencium bibirnya dan aku basuh badannya dan setelah aku keringkan dengan handuk, pakai baju and aku ajak dia balik ke kantor. Setelah kejadian itu, kira-kira sekitar 10 kali aku berhubungan Sex sama Rani sampai akhirnya Rani melahirkan. dan setelah Rani melahirkan, kami juga melakukannya lagi, namun tak sesering saat Rani hamil.
