Sun. Nov 30th, 2025
Asupan Cerita Dewasa
Nazwa adalah seorang guru sejarah di smu, Umurnya 30 tahun, cerai tanpa anak, Kata orang dia mirip Demi Moore di film Striptease. Tinggi 170, 50 kg, dan 36B. Semua murid-muridnya, terutama yang laki-laki pengin banget melihat tubuh polosnya.
Suatu hari Nazwa terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Reza harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Reza juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya.
Bagi Nazwa, kedatangan Reza ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.”Sudah selesai Reza?”, Nazwa masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Reza selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya.”Hampir bu””Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..””Iya..””Bu Nazwa, Saya sudah selesai”, Reza masuk ke ruang tengah sambil membawa pekerjaannya.”Ibu dimana?””Ada di kamar.., Reza sebentar ya”, Nazwa berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.
Begitu ia keluar, mata Reza nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Nazwa membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.”Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Reza merah karena malu, karena Nazwa tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.”Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?””Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..””oo…, begitu to?””Reza kamu mau menolong saya?”, Nazwa merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.”Apa Ibu?”, tubuh Reza bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Nazwa yang satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.”Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.”Tapi tapi…, Saya”.”Kenapa?, oo…, kamu masih perawan ya?”.Muka Reza langsung saja merah mendengar perkataan Nazwa”Iya””Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.
Nazwa kemudian duduk di pangkuan Reza. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Nazwa yang agresif karena haus akan kehangatan dan Reza yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya. Ia bisa merasakan puting susu Nazwa yang mengeras. Lidah Nazwa menjelajahi mulut Reza, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.
Setelah puas, Nazwa kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.”Lepaskan pakaiannmu Reza”, Nazwa berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.”Ahh cepat Reza”, Nazwa mendesah tidak sabar.
Reza kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.”Reza…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dengan gemetar Reza meletakkan tangannya di dada Nazwa yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Nazwa yang montok itu.”Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..” Dengan semangat Reza melakukan apa yang gurunya katakan.”Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.Nazwa tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk, “Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”.
Tubuh Nazwa menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.”Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”, Tangan Nazwa mendekap erat kepala Reza ke payudaranya.
Reza semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Reza makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.”mm…, nakal kamu”, Nazwa tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.”Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Reza menurut saja. Duduk diantara kaki Nazwa yang membuka lebar. Nazwa kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya.”Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Reza memasuki vaginanya.”Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?””Iya..””Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari Reza mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.”Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Nazwa mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Reza.”Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Reza tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.”Oohh…, Rezao…, mm”, tubuh Nazwa telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.
Tangan Reza semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.”Ooaahh…, Rezzaa”, Tangan Nazwa mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.”Hmm…, kamu lihai Reza…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Reza menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Nazwa segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.
Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Nazwa. Ia segera menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Reza merintih keenakan.”Ahh…, enakk…,enakk”, Reza tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Nazwa. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Nazwa.”oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Reza di dalam mulut Nazwa, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.”Hmm…, manis rasanya Reza”, Nazwa masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.”Sebentar ya aku mau minum dulu”.
Ketika Nazwa sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.”Reza…, biar Ibu minum dulu”.”Tidak…, nikmati saja ini”, Reza yang masih tegang berat mendorong Nazwa ke kulkas.Gelas yang dipegang Nazwa jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Nazwa kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.”Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Nazwa berteriak, saat Reza menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.”Rezao…, enakk…, ohh…, ohh”. Tubuh Nazwa bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Reza satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.”Ibu menikmati ini khan”, bisik Reza di telinganya”Ahh…, hh”, Nazwa hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.”Jawab…, Ibu”, dengan keras Reza mengulangi sodokannya.”Ahh…,iyaa””Reza…, Reza jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Nazwa telah merasakan cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.”Uuhgghh”, penis Reza yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Nazwa.”Ahh”.
Kedua insan itupun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka rasakan.
Setelah kejadian dengan Reza, Nazwa masih sering bertemu dengannya guna mengulangi lagi perbuatan mereka. Namun yang mengganjal hati Nazwa adalah jika Reza kemudian membocorkan hal ini ke teman-temannya.
Ketika Nazwa berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Reza. Ia berbeda dengan Reza, anaknya agak pembuat onar jika di kelas, kekar dan nakal. Hatinya agak tidak enak melihat situasi ini.”Bu Nazwa salam dari Reza”, Reza melemparkan senyum sambil duduk di sepeda motornya.”Terima kasih, boleh saya masuk”, Ia harus berkata begitu karena sepeda motor Reza menghalangi pintu mobilnya.”Boleh…, boleh Bu saya juga ingin pelajaran tambahan seperti Reza.”Langkah Nazwa terhenti seketika. Namun otaknya masih berfungsi normal, meskupun sempat kaget.”Kamu kan nilainya bagus, nggak ada masalah kan..”, sambil duduk di balik kemudi.”Ada sedikit sih kalau Ibu nggak bisa mungkin kepala guru bisa membantu saya, sekaligus melaporkan pelajaran Reza”, Reza tersenyum penuh kemenangan.”Apa hubungannya?”, Keringat mulai menetes di dahi Nazwa.”Sudahlah kita sama-sama tahu Bu. Saya jamin pasti puas”.
Tanpa menghiraukan omongan muridnya, Nazwa langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia sempat mengamati bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk masuk kompleks perumahan.Setelah mandi air hangat, ia bermaksud menonton TV di ruang tengah. Namun ketika ia hendak duduk pintu depan diketuk oleh seseorang. Nazwa segera menuju pintu itu, ia mengira Reza yang datang. Ternyata ketika dibuka”Reza! Kenapa kamu ngikuutin saya!”, Nazwa agak jengkel dengan muridnya ini.”Boleh saya masuk?”.”Tidak!”.”Apa guru-guru perlu tahu rahasiamu?”.”!!”dengan geram ia mempersilakan Reza masuk.”Enak ya rumahnya, Bu”, dengan santainya ia duduk di dekat TV. “Pantas aja Reza senang di sini”.”Apa hubunganmu dengan Reza?, Itu urusan kami berdua”, dengan ketus Nazwa bertanya.”Dia teman dekat saya. Tidak ada rahasia diantara kami berdua”.”Jadi artinya”, Kali ini Nazwa benar-benar kehabisan akal. Tidak tahu harus berbuat apa.”Bu, kalo saya mau melayani Ibu lebih baik dari Reza, mau?”, Reza bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Nazwa.Nazwa masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin.

BACA JUGA : DESAHAN DAHSYAT ANAK ABG 20 TAHUN

Nazwa masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin. Belum sempat ia menjawab, Reza telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah beberapa saat penisnya meyembul dan telah berada di hadapannya.”Bagaimana Bu, lebih besar dari Reza khan?”.Reza ternyata lebih agresif dari Reza, dengan satu gerakan meraih kepala Nazwa dan memasukkan penisnya ke mulut Nazwa.”Mmpfpphh”.”Ahh yaa…, memang Ibu pandai dalam hal ini. Nikmati saja Bu…, nikmat kok”Rupanya nafsu menguasai diri Nazwa, menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, ia segera mengulumnya bagai permen. Dijilatinya kepala penis pemuda itu dengan semangat. Kontan saja Reza merintih keenakan.”Aduhh…, nikmat sekali Bu oohh”, Reza menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Nazwa, sementara tangannya meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Nazwa merasakan penis yang diisapnya berdenyut-denyut. Rupanya Reza sudah hendak keluar.”oohh…, Ibu enakk…, enakk…, aahh”.Cairan mani Reza muncrat di mulut Nazwa, yang segera menelannya. Dijilatinya penis yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.”Sudahh…, sudah selesai kamu bisa pulang”, Namun Nazwa tidak bisa memungkiri perasaannya. Ia menikmati mani Reza yang manis itu serta membayangkan bagaimana rasanya jika penis yang besar itu masuk ke vaginanya.”Bu, ini belum selesai. Mari ke kamar, akan saya perlihatkan permainan yang sebenarnya.””Apa! beraninya kamu memerintah!”, Namun dalam hatinya ia mau. Karenanya tanpa berkata-kata ia berjalan ke kamarnya, Reza mengikuti saja.
Setelah ia di dalam, Nazwa tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar suara pakaian jatuh, dugaannya pasti Reza sedang mencopoti pakaiannya. Ia pun segera mengikuti jejak Reza. Namun ketika ia hendak melepaskan kancing dasternya.”Sini saya teruskan”, ia mendengar Reza berbisik ke telinganya. Tangan Reza segera membuka kancing dasternya yang terletak di bagian depan. Kemudian setelah dasternya jatuh ke lantai, tangan itupun meraba-raba payudaranya. Nazwa juga merasakan penis pemuda itu diantara belahan pantatnya.”Gilaa…, besar amat”, pikirnya. Tak lama kemudian iapun dalam keadaan polos. Penis Reza digosok-gosokkan di antara pantatnya, sementara tangan pemuda itu meremasi payudaranya. Ketika jemari Reza meremas puting susu Nazwa, erangan kenikmatan pun keluar.”mm oohh”.Reza tetap melakukan aksi peremasan itu dengan satu tangan, sementara tangan satunya melakukan operasi ke vagina Nazwa.”Reza…, aahh…, aahh”, Tubuh Nazwa menegang saat pentil clitorisnya ditekan-tekan oleh Reza.”Enak Bu?”, Reza kembali berbisik di telinga gurunya yang telah terbakar oleh api birahi itu.
Nazwa hanya bisa menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan pekerjaan tangan Reza dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya. Tiba-tiba Reza mendorong tubuh Nazwa agar membungkuk. Kakinya di lebarkan.”Kata Reza ini posisi yang disukai Ibu””Ahhkk…, hmm…, hmmpp”, Nazwa menjerit, saat Reza dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang vaginanya dari belakang.””Ugghh…, innii…, innii”, Reza medengus penuh gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Nazwa. Nazwa pun berteriak-teriak kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu dilebarkan secara cepat.”Adduuhh…, teruss.., teruss Rezaa…, oohh”, Kepala ibu guru itu berayun-ayun, terpengaruh oleh sodokan Reza. Tangan Reza mencengkeram pundak Nazwa, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu agar semakin cepat saja menelan penisnya.”Oohh Nazwa…, Nazwaii”.Nazwa segera merasakan cairan hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan deras. Matanya terpejam menikmati perasaan yang tidak bisa ia bayangkan.
Nazwa masih tergolek kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang menutupi bantalnya, dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama nafasnya. Sementara itu vaginanya sangat becek, berlepotan mani Reza dan maninya sendiri. Reza juga telajang bulat, ia duduk di tepi tempat tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian duduk mendekat, tangannya meraba-raba liang vagina Nazwa, kemudian dipermainkannya pentil kelentit gurunya itu.”mm capek…, mm”, bibir Nazwa mendesah saat pentilnya dipermainkan. Sebenarnya ia sangat lelah, tapi perasaan terangsang yang ada di dalam dirinya mulai muncul lagi. Dibukanya kakinya lebar-lebar sehingga memberikan kemudahan bagi Reza untuk memainkan clitorisnya.”Rezz aahh”, Tubuh Nazwa bergetar, menggelinjang-gelinjang saat Reza mempercepat permainan tangannya.”Bu…, balik…, Reza pengin nih””Nakal kamu ahh”, dengan tersenyum nakal, Nazwa bangkit dan menungging. Tangannya memegang kayu dipan tempat tidurnya. Matanya terpejam menanti sodokan penis Reza. Reza meraih payudara Nazwa dari belakang dan mencengkeramya dengan keras saat ia menyodokkan penisnya yang sudah tegang”Adduuhh…, owwmm”, Nazwa mengaduh kemudian menggigit bibirnya, saat lubang vaginannya yang telah licin melebar karena desakan penis Reza.”Bu Nazwa nikmat lho vagina Ibu…, ketat”, Reza memuji sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.”mm…, aahh…, ahh…, ahhkk”, Nazwa tidak bisa bertahan untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih seiring gerakan Reza. Badannya digerakkannya untuk mengimbangi serangan Reza. Kenikmatan ia peroleh juga dari remasan muridnya itu.”Ayoo…, aahh.., ahh… Mm.., buat Ibu keluuaa.. Rr lagi…”. Gerakan Nazwa makin cepat menerima sodokan Reza.
Tangan Reza beralih memegangi tubuh Nazwa, diangkatnya gurunya itu sehingga posisinya tidak lagi “doggy style”, melainkan kini Nazwamenduduki penisnya dengan membelakangi dirinya. Reza kini telentang di tempat tidur yang acak-acakan dan penuh oleh mani yang mengering.”Ooww..”, Teriakan Nazwa terdengar keras saat ia tidak bisa lagi menahan orgasmenya. Tangannya mencengkeram tangan Reza, kepalanya mendongak menikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Sementara Reza sendiri tetap menusuk-nusukkan penisnya ke vagina Nazwa yang makin becek.”Ayoo…, makin dalam dalamm”.”Ahh.., aahh…, aahh..”, Rezapun mulai berteriak-teriak.”Mau kelluuaarr”Nazwa sekali lagi memejamkan matanya, saat mani Reza menyemprot dalam liang vaginanya. Nazwa kemudian ambruk menindih tubuh Reza yang basah oleh keringat. Sementara diantara kaki-kaki mereka mengalir cairan hangat hasil kenikmatan mereka.”Bu Nazwa…, sungguh luar biasa, Coba kalau Reza ada disini sekarang”.”mm memangnya kamu mau apa”, Nazwa kemudian merebahkan dirinya di samping Reza. Tangannya mengusap-usap puting Reza.”Kita bisa main bertiga, pasti lebih nikmat..”Nazwatidak bisa menjawab komentar Reza, sementara perasaannya dipenuhi kebingungan.
Akhirnya hari kelulusan murid klas 3 sampai juga. Dengan demikian Nazwa harus berpisah dengan kedua murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di Kanwil. Karenanya ia memanggil Reza untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal kepindahannya.Ketika seputar Indonesia mulai ditayangkan, Reza muncul. Ia langsung dipersilakan duduk.”Bu, Reza kangen lho”.”Iya deh…, nanti. Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan pangkatnya. Jadi…, jadi…, Ibu ingin malam ini malam terakhir kita”, mata Nazwa berkaca-kaca ketika mengucapkan itu.”…………..”, Reza tidak bisa menjawab. Ia kaget mendengar berita itu. Baginya Nazwa merupakan segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari gurunya itu.”Tapi Reza masih boleh berkirim surat kan?”.Nazwa bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah, “Iya…, boleh…, boleh”.”Minum dulu Za, ada es teh di meja makan. Kalau sudah nonton VCD di kamar yaa”, Nazwa mengerling nakal ke muridnya sambil beranjak ke kamar. Di kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH, menghidupkan AC dan tentu saja menyetel VCD ‘Kamasutra-nya Penthouse”. Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menonton TV.
Diluar Reza meminum es teh yang disediakan Nazwa dan membiarkan pintu depan tidak terkunci. Ia mempunyai rencana yang telah disusun rapi.Lalu Reza menyusul Nazwake kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat gurunya tengkurap menonton VCD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya jelas terlihat. Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan shampo Pantene.”Ganti pakaian itu Za..”, Nazwa menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja riasnya.
Ketika Reza sedang mencopot celananya Nazwa sempat melihat penis pemuda itu menyembul di balik CD GT Man-nya. Setelah selesai Reza juga tengkurap di samping Nazwa.”Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info posisi-posisi ngesex”.”Belum tuh…”, Mata Reza tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria memasukkan penisnya dari belakang, sambil meremas-remas payudara partnernya.”mm…, itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil”.”Thanx..”, Reza kemudian mengecup pipi gurunya.
Adegan demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Nazwa kini tengkurap dengan tidak lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Reza. Reza kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Nazwa dengan lembut, kemudian disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Reza kemudian menciumi tengkuk Nazwa, dijilatinya rambut-rambut halus yang tumbuh lebat.”aahh…”Setelah puas, Reza kemudian memberi isyarat pada Nazwa agar duduk di pangkuannya.”Bu, biar Reza yang puasin ibu malam ini…”, Bisik Reza di telinga Nazwa. Nazwa yang telah duduk di pangkuan Reza pasrah saja saat kedua tangan muridnya meremas-remas payudaranya yang liat. Kemudian ia menjerit lirih saat puting susunya mendapat remasan.”Akhh…”, Nazwamemejamkan matanya.”Reza…, jilatin vagina ibu…”
Reza kemudian merebahkan Nazwa, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar, kemudian dengan perlahan ia mulai menjilati vagina gurunya. Bau khas dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Reza kian bernafsu.”oohh…, teruss…, teruuss…”, Nazwa bergetar merasakan kenikmatan itu. Tangannya membimbing tangan Reza dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan ganda.”Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Reza menjilati pentil clitoris Nazwa, dengan penuh semangat.”Aduuhh….. Oohh…oohh…hh.. Hh…..””Reza…, massuukk”.
Kaki Nazwa kemudian disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya penisnya ke vagina Nazwa yang becek.”mm…”, Nazwa menggigit bibirnya. Meskipun lubang vaginanya telah licin, namun penis yang besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos masuk.”Uuhh…, masih susah juga ya Bu…”, Reza sambil meringis memaju mundurkan penisnya. Ia merasakan penisnya bagai diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Nazwa mempermainkan puting Reza. Dengan gemas dicubitnya hingga Reza berteriak.”Uhh…, nakal, Ini balasannya!”, sodokan Reza makin keras, lebih keras dari saat ia memasukkan penisnya.”aa…”.
Tiba-tiba pintu kamar tebuka! Spontan Nazwa terkejut, tapi tidak bagi Reza. Reza sudah berdiri di muka pintu, senjatanya telah tegak berdiri.”mm…, hot juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?”, Reza kemudian berjalan mendekati mereka. Nazwa yang hendak berdiri ditahan oleh Reza, yang tetap menjaga penisnya di dalam vagina Nazwa.”Nikmati saja…”Reza kemudian mengangkangi Nazwa, penisnya berada tepat di mukanya.”Isap… Ayoo”, sambil memasukkan penisnya. Saat itu pula Reza menghentakkan gerakannya. Saat Nazwa berteriak, saat itu pula penis Reza masuk.”Ahh…, nikmat..”, Nazwa merem-melek menghisap-hisap penis muridnya, sementara Reza dengan puas menggarap vaginanya.”uufff…, jilatin…, jilatt”, tangan Reza memegangi kepala Nazwa, agar semakin dalam saja mengisap penisnya.
Posisi itu tetap bertahan hingga akhirnya Reza keluar duluan. Maninya menyemprot dengan leluasa di lubang vagina gurunya yang cantik. Sementara Reza tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala Nazwa.Setelah Reza mengeluarkan penisnya dari vagina Nazwa, “Berdiri menghadap tembok Bu!”Nazwa masih kelelahan. Ia telah orgasme pula saat Reza keluar, namun ia tidak bisa teriak karena ada penis di mulutnya. Saat ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani Reza menetes ke lantai.”mm…, Nto…, liat tuh punya kamu..”, seru Reza sambil tertawa. Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Nazwa. Penisnya tepat berada di antara kedua pantat Nazwa.”Nih Bu rasakan punya Reza juga ya”.
Reza dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan Reza memegangi pinggang Nazwa saat ia menyodok-nyodokkan penisnya keluar masuk dengan cepat. Saat Nazwa merintih-rintih menikmati permainan mereka, Reza merasakan penisnya tegang lagi. Ia tidak tahan melihat pemandangan yang sangat erotik sekali.Kedua insan itu saling mengaduh, mendesah, dan berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan rasakan.”ooww…”, Tubuh Nazwa yang disangga Reza menegang, kemudian lemas. Reza menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan. Timbul isengnya, ia kemudian mendekati mereka dan menyusup diantara Nazwa dan tembok. Dipindahkannya tangan Nazwa ke pundaknya, dan penisnya menggantikan posisi milik Reza.”Reza…”, Lagi-lagi Nazwa mendesah saat penis Reza masuk dan pinggulnya didorong oleh Reza dari belakang.”Ahh.. Ahh…. Dorongg…dorongg………….””aa.. Aa… Aa”.”oohhkk…, kk…, kk..”, Nazwa berteriak keras sekali, saat dorongan Reza sangat keras menekan pinggulnya. penis Reza amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke vagina Nazwa. Saat itu pula ia merasakan penis yang berdenyut-denyut itu melepaskan muatannya untuk kedua kali.

By adminmarket

Selamat datang di ASUPAN CERITA DEWASA — tempat di mana fantasi liar, hasrat terpendam, dan kenikmatan tersembunyi dituangkan dalam cerita yang membakar imajinasi. Di sini, setiap cerita bukan hanya soal tubuh, tapi tentang permainan emosi, godaan, dan rasa penasaran yang memuncak perlahan… hingga tak terbendung. Dari ibu kost yang menggoda, tante yang tak tahu malu, sampai kisah-kisah rahasia di balik pintu kamar — semuanya kami sajikan dengan detail yang akan membuatmu sulit berhenti membaca. Kamu siap? Jangan cuma bayangkan. Rasakan lewat kata-kata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *