Wed. Sep 10th, 2025
Asupan Cerita Dewasa
Saya merupakan karyawan di sebuah perusahaan swasta di kawasan Kuningan, Jakarta.
Perusahaan tempat saya berkerja bergerak dalam bidang ekspor impor, di perusahaan tersebut saya memiliki sebuah jabatan yang cukup membuat iri bagi rekan kerja saya di perusahaan tersebut.
Dalam umur 27 tahun saya sudah menjabat kedudukan sebagai Direktur utama di perusahaan tersebut. Mesipun demikian, saya masih tak ingin mencari calon istri. Saya masih ingin merasakan kehidupan saya sebagai laki laki lajang yang sukses dengan segala apa yang saya miliki. Segala yang saya inginkan dapat dengan mudah saya miliki.
Saya tinggal disebuah perumahan yang cukup elite untuk warga Jakarta yang mengetahuinya. Menteng.
Sesehari dirumah hanya di temani oleh 2 pembantu yang mengurusi segala kebutuhan saya sehari hari.
Pengalaman sex ini saya dapatkan ketika saya mencari seorang sekretaris untuk membantu saya dalam menyelesaikan pekerjaan saya di perusahaan tersebut.
Mungkin kriteria saya dalam memilih seorang sekretaris sama dengan banyak laki laki lajang pada umumnya di kota jakarta ini. Kecantikan adalah utama, kulit putih bersih, paras yang ayu, serta mungkin kemolekan atas lekuk tubuhnya.
“Iya… masuk.” Terdengar ketukan diluar pintu ruangan saya.
“Maaf pak. Apakah bapak mau memulai untuk menyeleksi calon sekretaris.”
“Hmmm… suruh masuk.” Perintah Jaden tanpa menoleh kepada bawahannya.
Beberapa saat kemudian terdengar kembali suara ketukan di pintu ruangan tersebut.
“Masuk…”
“Siang pak…”
“Hmmm… silahkan perkenalkan siapa kamu.” Sahut Jaden tanpa terlalu memperdulikan kehadiran calon pelamar tersebut di hadapannya yang masih berdiri. Saat itu Jaden memang sedang asik membaca berita berita fresh news di Forum kecintaannya di Bluefame.com.
“Tolong sebutkan nama kamu… umur kamu… sekarang kamu tinggal dimana… dan apa pendidikan terakhir kamu serta dari universitas mana.” Tanya kembali Jaden yang tak memperdulikan wReny yang kini duduk di depan mejanya.
“Nama saya Dwi Pradipta, saat ini saya berusia 21 tahun. Saya tinggal di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur. Saya merupakan Lulusan D3 jurusan sekretaris pada universitas Swasta Trisakti.” Jawab Dwi dengan lancar tanpa merasa gugup bila sedang interview.
Saat itu Dwi mengenakan baju yang sungguh menawan. Blazer hitam dipadu kemben putih tanpa memakai Bra yang menahan buah dada yang berukuran 36B hingga terlihat jelas sekali terbentuk puting susunya pada pakainannya. Rok ketat pendek yang memamerkan kemulusan kulit pahanya yang putih, seakan memancing setiap tangan untuk menjamah serta merasakan kehalusannya. Dengan postur tubuh sekitar 170 cm yang cukup tinggi bagi wReny seperti Dwi. Terkadang banyak sahabatnya yang bertanya kepadanya, mengapa ia lebih memilih untuk menjadi seorang sekretaris dibandingkan menjadi seorang model karena Dwi memiliki segala kriteria seorang model papan atas. Paras wReny indo antara Belanda-Jawa. Bola mata coklat dipadu dengan Rambut berombak merah bata sepunggung, kulit putih bersih. Memiliki leher yang jenjang, dengan sedikit rambut halus yang tumbuh di lehernya. Lekukan tubuh yang mengiurkan setiap mata yang memandang. Seakan akan mengundang terjangan setiap laki laki yang memandangnya bila sedang berjalan. Memang selama ini Dwi sangat menjaga kebugaran tubuhnya dengan erobik rutin di sebuah gym Selebritis Fitnnes dibilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sepintas Jaden tertuguh dengan hadirnya bidadari yang berdiri dihadapannya saat itu. Tanpa kembali memperdulikan fresh news yang paling ia suka bila membuka forum Bluefame.com.
Tatapannya bagaikan menelanjang Dwi, menatap dan menilai setiap lekukan tubuh Dwi saat itu.
“Pak… apakah ada yang salah dengan pakaian yang sekarang saya kenahkan. Apakah bapak kurang berkenan dengan pakaian ini.” Tutur Dwi setelah menyadari tatapan Jaden yang menatapnya dari ujung kaki hingga ujung rambut.
“Ooh… tidak tidak ada yang salah, hmmm… saya suka dengan penampilan kamu… apakah kamu sudah berkeluarga saat ini.” Tanya Jaden yang ingin mengetahui status pelamarnya saat itu.
“Belum pak… Saat ini saya ingin memfokuskan untuk karier saya, oleh karena itu saya tidak ingin menjalin sebuah hubungan dengan siapapun.” Jawab Dwi dengan menundukkan wajahnya menatap ke bawah karena malu atas pertanyaan itu. Atau mungkin karena malu atas tatapan Jaden yang terus menatapnya.
“Selain kemampuan dibidang kesektretarisan. Kamu memiliki kemampuan apa lagi. Mungkin ini agak mengherankan, namun ini sebetulnya sangat diperlukan sekali bagi seorang sekretaris saya.”
“Hmmm… dilain bidang kesekretarisan… mungkin saya juga bisa memberikan sesuatu yang lebih untuk bapak… namun bila bapak juga mengingginkannya.”
Perlahan Dwi berjalan mendekati tempat Jaden, dengan menampilkan paras muka nakalnya Dwi membuka retsleting celana Jaden dan mengeluarkan naga saktinya keluar dari sarangnya. Di genggamnya batang kemaluan Jaden dengan jari jari lentiknya. Perlahan dikocok kocok batang kemaluan itu naik turun seirama. Sesekian detik kemudian naga yang tertidur itu terbangun dan mengeliak dengan urat urat yang menonjol di tubuhnya.
Dengan lidah nakalnya Dwi memulai permainannya dengan menjilat kepala kemaluan yang ia genggam itu. Memasukkan kemaluan Jaden dengan diameter cukup besar dan panjangnya sekitar 17 – 20 sentimeter itu ke dalam mulutnya. Dengan lahap Dwi menelan habis batang kemaluan itu. Mengoral dengan menaik turunkan sambil tangan sebelah kanannya membelai kantung kemenyan Jaden.
Merasa kemaluannya sedang di oral oleh Dwi dengan nikmatnya, tangan sebelah kanan Jaden pun turun mencari bongkahan buah surga yang menjulang mengemaskan ke dalam genggaman tangannya yang kekar berotot itu.
Merasa tak ingin sensasi ini terganggu, Jaden melepaskan genggaman buah dada Dwi yang kini telah mengelantung di luar baju dalamnya dan mengapai telphonenya serta memberitahukan bawahannya bahwa untuk saat ini ia tak ingin diganggu serta memberitahukan bahwa ia telah menerima Dwi sebagai sekretarisnya yang baru. saat ini ia memberitahukan juga bahwa ia sedang memberikan tugas kepada Dwi tentang tugas tugasnya sebagai sekretarisnya.
Setelah menaruh kembali gagang telphone tersebut Jaden kembali mencari mainannya yang tadi sempat tertunda.
Kemudian Dwi melepaskan kulupannya dan menanyakan kemungkinan apakah Jaden mengingginkan sensasi yang lebih dari permainan ini dan yang merupakan tanda terima kasih karena ia telah diterima untuk berkerja di perusahaan ini.
Dwi duduk di atas meja kerja Jaden dan merenggangkan kedua kakinya tepat dihadapan Jaden yang menampilkan celana dalam putih dengan model renda.
Menurunkan celana dalam berendanya yang membungkus lipatan gundukan daging montok itu dihadapan Jaden yang mulai terpanah dengan pemandangan yang kini ia saksikan.
Tak ingin berlama lama memandangnya. Jaden langsung memendamkan kepalanya di dalam selangkangan Dwi dan melahap harumnya liang kemaluan Dwi yang terawat itu. Ternyata selain merawat kebugaran tubuhnya. Dwi juga tak lupa merawat liang kewRenyannya dengan segala ramuan ramuan tradisional yang berasal dari ibunya yang keturunan orang Jawa.
Keharuman terpancar di dalam selangkangannya, memberikan sejuta rangsangan terhadap Jaden.
“Sshhhhh…. mmmmm….” rintih Dwi mendahakkan kepalanya menatap ke atas menikmati setiap jengkal jilatan Irawan terhadap vaginanya.
Sluup… sluup… terdengar suara jilatan Jaden yang sedang menikmati.
“Sssshhh…. Pak. Ooohh….” erang kembali Dwi saat Jaden memainkan klitorisnya dan mengigit halus serta menekan nekan kepala Jaden tanpa memperdulikan bahwa Jaden adalah atasannya saat itu.
Jilatan demi jilatan menjelajahi vagina Dwi, hingga tak sanggup lagi Dwi menahan lebih lama rasa yang ingin meledak didalam dirinya.
Nafas yang makin memburu… sahut menyahut didalam ruangan yang cukup besar itu. Beruntung ruangan Jaden kedap suara, jadi tak kwatir sampai terdengan oleh karyawannya di luar sana.
Beberapa menit kemudian Dwi mengejang sambil mendesah keras serta meluruskan kedua kakinya yang jenjang itu lurus tepat di belakang kepala Jaden yang sedang terbenam menjilati bongkahan vagina Dwi. Akhirnya Dwi mencapainya dengan keringat disekujur tubuhnya. Meskipun ruangan tersebut Full AC namun Dwi masih merasa kepanasan di sekujur tubuhnya saat itu. Mungkin karena pengaruh hawa nafsu yang kini menjalar didalam dirinya atas rasa yang barukali ini ia dapatkan.
Masih dengan posisi Dwi duduk di atas mejanya. Jaden membuka seluruh celana serta celana dalamnya dan membebaskan sepenuhnya naga sakti yang ia banggakan itu.
Menyadari hal itu Dwi menaikan lebih tinggi Rok ketatnya hingga ke pinggangnya yang ramping dan merenggangkan kedua pahanya yang siap akan dinikmati oleh atasan barunya.
Jaden mengenggam batang kemaluannya dan mengosokannya diantara bibir vagina Dwi yang telah basah bercampur liur Jaden dan mani Dwi yang tadi keluar.
Perlahan Jaden menekan kepala kemaluannya ke dalam vagina Dwi yang menantang ingin segera di ganjal oleh batang kemaluaan besar berurat Jaden. Vagina yang hanya dihiasi bulu bulu halus berbentuk V diatas liangnya. Semakin membuat gemas Jaden yang memandangnya. Dengan dibantu Dwi yang membuka kedua pahanya semakin lebar, mempermudah kemaluan Jaden untuk segera menerobos masuk.
“Pak… plan… pelan Pak. Sakit.” Ujar Dwi ketika merasakan mahkota keperwanannya ini akan segera dilahap oleh atasannya. Dengan mimik muka Dwi yang mengigit bibir sensualnya.
“Tahan sebentar yah… setelah ini kamu akan merasakan sebuah sensasi yang tak mungkin kamu dapatkan ditempat lain selain dengan saya.
Dwi hanya mengangguk kecil kepada Jaden yang melanjutkan dorongannya untuk segera mendobrak pintu surganya yang masih rapat tertutup itu.
Dengan kedua tangan yang memegang kedua sisi meja Jaden, Dwi menahan dorongan Jaden yang terus berusaha.
Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Kepala kemaluannya memasuki vagina Dwi perlahan lahan dan semakin dalam. Setelah terasa seluruh dari batang kemaluannya masuk semua. Jaden tak langsung menariknya kembali. Sesaat didiamkan dulu batang kemaluannya didalam vagina sempit Dwi yang perawan itu. Menikmati remasan remasan otot vagina Dwi terhadap batang kemaluannya.
Sensasi wajah Dwi yang menahan sakit yang dirasakan semakin membuat Jaden semakin meluap birahinya untuk lebih lanjut menyetubuhi Dwi.
Pelan pelan Jaden menarik kembali batang kemaluannya dari dalam vagina Dwi dan hanya menyisakan kepalanya saja dan kembali menekan masuk terus dan berulang ulang hingga Dwi merasakan birahinya kembali bangkit bersamaan dengan gesekan gesekan yang dibuat oleh Jaden kepada liang kewRenyannya.

BACA JUGA : SIKSAAN NIKMAT KUAJARKAN PADA ADIK KELASKU

“Pak… lebih cepat dong pak dorongannya.” Ujar Dwi meminta agar Jaden semakin cepat memompa vaginanya.
Setiap tekanan yang dilakukan Jaden terhadap vagina Dwi, mengakibatkan klitorisnya ikut tergesek dan menimbulkan sensasi nikmat yang begitu indah.
Merasa Vagina Dwi telah dapat menerima kehadiran batang kemaluannya yang besar ini, maka pompaan Jaden pun semakin genjar keluar masuk kedalam vagina Dwi.
Tak terasa pergumulan ini berlangsung selama 30 menit lamanya. Hingga Dwi telah keluar sebanyak 4 kali.
“Pak… sssshhh…. please pak… nikmatnya batang kemaluan bapak ini. Trus pak….” desah Dwi semakin mengila atas rasa yang ia dapatkan ini.
“Paaaakkk… Dwi tidak kuat lagi…. Aaakkkhhh…”
Mendengar seruhan Dwi yang sedikit lagi mencapai puncaknya, maka Jaden pun tak ingin lebih lama lagi. Kali ini Jaden ingin mengakhiri dengan bersama sama.
“Tahan sebentar Dwi… kita sama sama keluarinnya. Jangan dikeluarin dulu… tahan.” Perintah Jaden yang semakin genjar memompa vagina Dwi yang tak memperdulikan perih yang dirasakan Dwi pada bibir vaginanya yang semakin memerah itu.
Akhirnya….
“Aaaakkkhhh… Saaaarrraaah.” Erang Jaden yang bersamaan dengan erangan Dwi pada saat itu memanjang sambil saling berpelukan dalam dekapannya masing masing.
Seusai persenggamahan mereka. Dwi bergegas mengenakan seluruh pakaiannnya dan merapikan pakaian yang agak lesuh itu karena pergumulannya dengan Jaden atasan barunya. Tak lupa Dwi mengambil secarik Tissue basah dari tas kecilnya dan membersihkan vaginanya dari bekas bekas sperma yang di muncratkan Jaden didalam liang kewRenyannya.
Sepulang kerja Jaden menawarkan untuk mengantar sekretaris barunya Dwi pulang ke rumahnya yang berada di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.
Setibanya Dwi dan Jaden didepan rumahnya. Dwi dikejutkan dengan hal yang membuat Dwi untuk meninggalkan Jaden sendiri dirumahnya bersama dengan adiknya Reny. Kepergian Dwi yang tiba tiba itu dikarena ada salah satu keluarganya yang sakit keras malam itu juga.
Dan Dwi tak sungkan meminta pertolongan Jaden untuk menunggunya di rumahnya bersama Reny adiknya yang masih kuliah di Universitas Gunadarma. Karena mereka hanya tinggal bertiga di rumah itu, sedangkan ayahnya Dwi telah meninggal dunia sekitar 4 tahun yang silam. Bersama dengan ibunya yang kini menjanda.
Dengan spontan Jaden menawarkan Dwi untuk mengunakan mobil Jaguarnya untuk menemani ibunya ke rumah saudaranya malam itu. Tawaran Jaden pun tak sia sia kan. Dwi bersama ibunya berangkat menuju rumah saudaranya yang berada cukup jauh daritempat tinggalnya dengan mengunakan mobil Jaguar yang Jaden tawarkan.
Kecantikan Reny tak kalah dengan kecantikan kakaknya. Paras muka Reny mungkin dapat dikatakan lebih menawan dan mempesona dibandingkan dengan kakaknya Dwi. Dengan kulit yang sama putih serta berambut hitam lurus sebahu, dihiasi bibir dan mata yang menantang laki laki disekitar komplek perumahannya. Postur tubuh Reny lebih pendek dibandingkan dengan kakaknya. Sekitar 165 cm dengan sepasang buah dada berukuran 36 C lebih besar diatas kakaknya. Sepasang bongkahan pantat menawan yang dipadu dengan pinggulnya yang langsing.
Postur tubuh Reny membuat Darah muda Jaden kembali terbakar setelah mengetahui kemolekkan tubuh adik Dwi ini.
“Mimpi apa aku kemarin malam… hingga hari ini aku dikelilingi oleh bidadari cantik seperti Dwi dan Reny. Sungguh beruntungnya diriku hari ini.” Kata Jaden dalam hatinya. Ketika merasa keberuntungan berpihak kepadanya saat ini. Pertama mendapatkan seorang sekretaris secantik Dwi serta mendapatkan kenikmatan menyetubuhi Dwi siang tadi didalam ruangannya.
“yuk masuk… kita tunggu mama dan kak Dwi didalam saja.” “Oh yah, perkenalkan nama saya Reny, umur saya 20 tahun nanti bulan depan. Reny panggil siapa yah sama….” Oceh Reny yang terus menerus sambil berjalan kedalam rumahnya.
“Nama saya Jaden Direktur disalah satu Perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang ekspor impor. Sekaligus merupakan atasan baru kakakmu Dwi. Panggil saja kak Jaden.” Ujar Jaden buru buru karena belum sempat memperkenalkan namanya sebari tadi karena ocehan Reny wReny yang membuat mata Jaden terus terpanah dengan goyangan pantatnya ketika berjalan tepat dibelakangnya.
“Oh… jadi boss baru kak Dwi yah… wah kak Dwi beruntung sekali yah memiliki boss yang baik hati serta tampan seperti kak Jadeennnn…” “Reny juga mau bila nanti kerja memiliki boss setampan kakak Jaden.” Ujar Reny yang panjang lebar.
“Kak… sebentar yah, Reny mau menyegarkan badan Reny dulu. Bau nih, seharian kena terik matahari. Kak Jaden kalau mau minum ambil saja sendiri, jangan malu malu anggap saja seperti rumah kakak sendiri.” Kata Reny sambil memainkan matanya yang nakal ke arah tatapan Jaden.
Gila sungguh mengiurkan tubuh Reny adiknya Dwi ini. Beruntung sekali bila ada pria yang akan menjadi kekasihnya kelak nanti. Tak kalah dengan kakaknya Dwi.
Merasa haus… Jaden berjalan mencari kulkas untuk mengambil sebotol minuman ringan menghapus dahaganya.
Sambil kembali duduk di sofa ruang tamu keluarga Dwi. Jaden kembali dikagetkan dengan kehadiran Reny yang hanya mengenahkan gaun tidur putih tipis tiga jari dari lututnya, samar samar menampakkan seluruh lekukkan tubuhnya dibalik gaun yang seksi itu.
Begitu indah pemandangan yang sekarang Jaden saksikan, sayang bila matanya harus mengedip meski hanya sekejap. Reny mengunakan gaun putih dengan celana dalamnya hitam model G-String dipadu dengan Bra berwarna hitam segitiga yang hanya menutupi puting susunya saja.
Tak terasa naga yang bersembunyi didalam celana katun Jaden kembali mengeliak dengan hebat hingga membentuk tonjolan yang cukup besar pada luar celananya.
“Loh kok malah bengong sih… apa ada yang salah yah dengan baju tidur yang Reny pakai ini atau mungkin kakak kurang menyukainya.” Ujar Reny setelah melihat tatapan Jaden yang kaget melihatnya keluar dari dalam kamarnya yang masih dengan rambutnya yang masih basah karena mandi tadi.
“Tidak… tidak ada yang salah dan saya suka kok dengan gaun tidur kamu… hanya saja hhhmmmm…” jawab Jaden dengan gugup karena tertangkap basah melihat kearah buah dadanya serta ke arah selangkangannya.
“Hanya saja… apa? Kok diam sih. Atau mungkin karena kakak kaget malihat Reny mengenahkan gaun tidur dengan dalamanya yang terlihat jelas yah.” Sahut Reny sambil mengoda Jaden yang merasa malu karena melihatnya begitu seksi.
Dengan agak gugup Jaden menjawab “Hanya saja kamu terlihat begitu sangat dewasa di bandingkan dengan saat kamu mengenakan kaos dan celana jeans.” Tutur Jaden.
“Trus setelah itu…”
“Trus kamu juga sangat seksi sekali mengenahkan gaun tidur itu. Kakak sangat mengagumi keindahan tubuhmu.”
Tiba tiba deringan Handphone Reny berbunyi. Ternyata yang menelphone itu adalah kakaknya. Dwi.
“Hallo… kenapa Kak Dwi.” Sahut Reny menjawab panggilan itu.
“Reny. Mungkin kakak tidak bisa pulang malam ini karena paman ternyata sedang mengalami pendarahan, saat ini paman sedang dirawat intensif dirumah sakit RSCM, Salemba. Kak Jaden masih disana tidak? Suruh saja ia menginap dirumah kita, karena hari semakin malam dan mustahil ada taksi yang berkeliaran jam segini. Kak Jaden nanti persilahkan saja untuk tidur di kamar kakak saja.” Ujar Dwi memberitahukan bahwa ia serta ibunya tak dapat pulang malam ini.
“Iya… kak Jaden masih disini sedang ngobrol dengan Reny.” Jawab Reny kembali.
“Reny ingat yah… kak Jaden adalah milik kakak. Jadi jangan kamu sekali kali berbuat yang bukan bukan terhadapnya malam ini. Ingat pesan kakak yah.” Ancam Dwi yang memfokuskan pembicaraannya untuk tidak mengusik kehadiran Jaden malam ini disaat ia tak ada disana.
“Oke boss… bagi bagi dong kalau punya cowok setampan ini kak…” ejek Reny kepada Dwi di telphone.
“Awas kamu kalau macam macam yah…”
“Gimana… apakah Dwi pulang malam ini…” Tanya Jaden yang ingin tahu apakah Dwi pulang malam ini.
“Kak Dwi tidak dapat pulang malam ini, dan kakak diminta untuk menginap saja disini dan tidur di kamarnya nanti malam.” Ujar Reny sambil meletakkan Handphonenya di atas meja tamu setelah mengakhiri pembicaraan itu.
“Kak kayaknya ada sesuatu yang menonjol tuh di balik celana kak Jaden… kayaknya besar banget!” sambil menhampiri Jaden yang duduk depannya dan duduk tepat disampingnya.
“Ah gak ini bisa lah… kalau liat wReny cantik bergaun tidur sexy serta transparan lagi… yah gini deh akibatnya. Gak bisa kompromi, minta jatah…” canda Jaden menutup malunya karena adik kecilnya menonjol dibalik celananya.
“Kayaknya kalau diusap usap sama tangan Reny mungkin bisa lebih besar lagi yah… ih jadi pengen nih liat itunya kak Jaden.” Seru Reny sambil memegang batang kemaluan Jaden diluar celana panjangnya.
Karena merasa mendapatkan angin segar dari perbincangan yang mulai menjurus ke hubungan badan. Maka tak sungkan sungkan Jaden mulai meraba halus paha Reny yang putih mulus itu. perlahan namun semakin berjalan menuju titik temu nikmatnya.
Antara bibir Jaden dan Reny saling berpangutan, mendesah, nafas yang memburu karena nafsu yang menjadi.
Tak kala desahan Reny semakin menjadi saat tangan kekar Jaden mulai menyusup di balik celana dalam G-string yang dikenakan Reny. Mengorek… mencari dimana gerangan daging lebih tersebut… setiap gesekan yang dilakukan Jaden membuat Reny mendesah bagaikan setan kepanasan dengan mulut yang engap engapan layaknya manusia yang kekurangan oksigen.
Merasa tak ingin disaingi kegesitannya. Reny pun segera melancarkan serangannya. Membuka gesper yang melingkar pada pinggang Jaden dan menurunkan retsleting celana serta langsung membuka seluruh kain yang membalut bagian bawah Jaden.
Dengan posisi Reny berjongkok di bawah. Reny dengan bebasnya menikmati batang kemaluan Jaden bertubi tubi, layaknya seorang anak kecil yang sedang menemukan mainan barunya. Tak henti hentinya Reny mengulup kepala serta batang kemaluan Jaden… naik turun keluar masuk mulutnya.
Terasa sekali ngilu kepala kemaluan Jaden saat Reny mengesikkan batang kemaluannya pada sisi gigi rahangnya, kanan kiri dan terus bergantian.
“Gila nih cewek… kayaknya Reny lebih berpengalaman dibandingkan dengan kakaknya Dwi… pintar sekali ia mempermainkan batang kemaluanku… sungguh nikmat sekali, meski terkadang rasa ngilu bertubi datang namun nikmatnya gak bisa di utarakan dengan kata kata.” Guyam Jaden dalam hati sambil menikmati setiap jengkal batang kemaluaanya di hisap oleh Reny.
Lalu tak ingin akan berakhir sampai disini… Jaden menarik tubuh Reny dan disuruhnya mengangkang tepat di atas mukanya.
Dengan gencar Jaden menyapu vagina Reny yang sama sama nikmatnya dengan Dwi. Namun vagina Reny seakan menebarkan bau yang sungguh membuat Jaden semakin gencar dan lahap menjilati liang kewRenyannya hingga setiap cair yang keluar dari sela bibir kemaluannya yang montok itu, tak dibiarkan sia sia oleh Jaden.
Dibukanya kedua belah bibir kemaluan Reny dengan jari telunjuk Jaden, kemudian dengan leluasa lidah Jaden bermain… berputar putar… dan menekan nekan menerobos liang kewRenyan Reny yang berwaran merah muda itu. sungguh rasa dan sensasi yang berbeda.
Merasa mereka berdua hampir sama sama akan sampai, maka di turunkan tubuh Reny yang semula mengangkang di kepalanya dan berjongkok tepat di atas batang kemaluannya yang tegang menunjuk ke atas tepat dibawah bibir vagina Reny berada.
Hanya dengan sedikit tekanan pada bibir vagina Reny. Batang kemaluan Jaden berhasil menerobosnya tanpa harus bersusah payah seperti vagina milik kakaknya Dwi.
Sesaat ketika batang kemaluan Jaden telah tertancap penuh didalam vagina Reny.
“Uuuuhhh… kak. Mmmmhhh… nikmatnya punya kakak yang besar ini.”
“Sssshhhh…. mmmmhhh… pantas kak Dwi takut tinggalin kak Jaden sendiri di sini dengan Reny. Ternyata kak Dwi tergila gila dengan punya kak Jaden yang sungguh perkasa ini…” ujar Reny sambil mengoyangkan pinggulnya maju mundur… berputar putar merangsang batang kemaluan Jaden yang mengaduk liang kewRenyannya.
“kalau begini nikmatnya… Reny mau selama 1 bulan nonstop dient*t setiap hari sama kak Jaden yang ganteng dan perkasa ini.” Goda Reny dengan bahasa yang mulai berbicara kotor. Layaknya pelacur yang haus akan sodokan sodokan kejantanan laki laki.
Kenyataannya ternyata Reny sudah tak perawan lagi seperti kakaknya Dwi saat pertama kali Jaden menyetubuhinya siang tadi di dalam kantornya.
“uuuhh… kak… uuuuhh… kak. Gendong Reny kedalam. Please…” pinta Reny sambil mencium puting susu Jaden yang berbulu itu.
“Dengan senang hati sayang… kak akan memberikan kepuasan yang kamu inginkan. Asal kamu tak memberitahukan kepada kakak mu Dwi.” Sahut Irawan sambil berdiri dengan mengendong Reny di pangkuannya tanpa melepaskan batang kemaluannya keluar dari dalam vagina Reny.
Setiap gerakan langkah yang diambil oleh Jaden mengendong Reny menuju kamarnya. Desahan dan erangan Reny semakin menjadi karena hentakan hentakan yang diakibatkan oleh sodokan yang mementok hingga rahim Reny.
Namun sensasi yang begitu nikmatnya… begitu beringasnya Reny kala bersenggama dengan Jaden, tak sungkan sungkan Reny mengigit pundak Jaden hingga bertanda…
Hingga tiba pula didalam kamarnya… Jaden merebahkan tubuh Reny diatas ranjang springbednya dan menekukkan salah satu kaki jenjang mulus Reny ke atas dan yang satunya tetap di bawah. Dengan posisi ini batang kemaluan Jaden dapat dengan leluasa menhujam keluar masuk vagina Reny tanpa merasa terhalangi oleh bongkahan pantatnya yang bulat padat berisi itu.
“plak… plak… plak…” suara yang muncul ketika hentakan yang di lakukan oleh Jaden menyodok vagina Reny bertubi tubi.
“Kak… truuus… beri Reny kenikmata seperti kakak berikan buat kak Dwi…”
“uuuhhh… kak. Nikmatnya. Uuuhhh….” erang Reny yang mengila sambil mencakar punggung Jaden.
Jaden tak memperdulikan Reny. Sekarang yang ada di pikirannya adalah mengalahkan Reny di atas ranjang. Jaden ingin merasa selalu perkasa diatas ranjang meski dengan wReny manapun, tentunya masuk kategori seleranya.
Seakan Jaden tak memberi ruang istirahat untuk Reny sesaat. Jaden terus menyodok batang kemaluannya tak henti henti… hingga Reny sendiri wReny yang haus akan seks ini merasa heran atas keperkasaan yang ada dalam diri Jaden.
Dengan postur tubuh yang tegap kekar, tinggi, tampan, serta memiliki kedudukan yang tinggi disalah satu perusahaan swasta.
Akhirnya Reny pun terkapar tak berdaya mengimbangi kekuatan seksual Jaden yang hingga saat ini masih terpacu menyetubuhinya tanpa merasa lelah sedikitpun.
“Kak… Aaannita tidak tahan lagi… kak. Aaakkkhhh…. Reny sampai….” Erang Reny panjang yang menyatakan ia akan telah mencapai puncak kenikmatannya yang ke 3 semenjak pertama kali vaginanya di aduk aduk oleh tangan Jaden yang kekar itu.
Tak memperdulikan keadaan Reny yang telah lemas ditindih tubuhnya… Jaden tetap terus menhantam vagina Reny bertubu tubi… masuk keluar tak henti hentinya…
Namun tak lama kemudian Jaden merasakan denyut denyut yang keras sekali pada pangkal kemaluannya. Lalu Jaden pun mencabut batang kemaluannya dari dalam liang vagina Reny dan sambil tetap mengocok kemaluaannya Jaden membimbing batang kemaluaannya ke mulut Reny dan memasukkan kemaluaannya hingga menumpahkan seluruh spermanya. Tak sedikitpun sperma yang tersisa atau tertumpah keluar dari mulut Reny. Karena Jaden menyuruh Reny untuk menikmati setiap tetes sperma yang keluar dari kemaluannya. Kalau tidak maka Jaden tak’kan mengulanggi persetubuhan ini lagi kepada Reny. Meski Jaden sendiri memiliki kelebihan dalam hal seks yang lama dengan lawan jenisnya.
Tak terasa Jaden melirik jam yang masih melekat di lengan tangannya. Hampir selama tiga jam persenggamahan mereka berlangsung. Kelelahan dan keletihan baru terasa setelah ia merebahkan tubuhnya di samping Reny yang tergulai lemas tampa sehelai benangpun.

By adminmarket

Selamat datang di ASUPAN CERITA DEWASA — tempat di mana fantasi liar, hasrat terpendam, dan kenikmatan tersembunyi dituangkan dalam cerita yang membakar imajinasi. Di sini, setiap cerita bukan hanya soal tubuh, tapi tentang permainan emosi, godaan, dan rasa penasaran yang memuncak perlahan… hingga tak terbendung. Dari ibu kost yang menggoda, tante yang tak tahu malu, sampai kisah-kisah rahasia di balik pintu kamar — semuanya kami sajikan dengan detail yang akan membuatmu sulit berhenti membaca. Kamu siap? Jangan cuma bayangkan. Rasakan lewat kata-kata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *