Aku kerja sebagai trainer berenang di salah satu sport hall yang berada di kawasan perumahan elit yang mayoritas penghuninya warga keturunan. Perumahannya mewah, rumahnya gak banyak tapi besar-besar. Sport Hallnya lengkap, lapangan tenis, gym, kolam renang, malah disediakan juga lapangan basket merangkap volley dan bulu tangkis. Kalo peralatan untuk tenis meja ada didepan gym.
Aku bekerja sebagai pelatih renang. Asik juga ngajarin renang disitu karena yang ikutan belajar renang banyakan amoy, cantik, putih, mulus dan sexy lagi. Salah satu yang ikutan belajar renang dengan aku adalah Lita. Amoy yang satu ini imut, tinggi 165, berat 47, toketnya 32C kayanya. kalo les dia pake baju renang yang terusan, model celana pendek dan blus lengan pendek, sehingga paha mulusnya gak bisa dilihat sampe selangkangannya. tapi dengan baju renang seperti itu, bodinya Lita tetap paling menarik diantara amoy laennya yang belajar denganku.
Dia belum kuliah, masih sekolah katanya, baru kelas 1 lagi, masih ABG banget. Kalo ngajarin renang, salah satunya adalah bagaimana bisa berlatih meragakan gerakan renang yang benar, sehingga aku menahan badan mereka di kedua tanganku. Karena didalem air, jadi gak terlalu berat menahan badan mreka dengan kedua tanganku yang kurentangkan kedepan.Ketika mereka melatih gerakan renangnya, badannya tentunya terguncang-terguncang, aku sering memanfaatkan kesempatan itu untuk meremas pelan toket mereka, tanganku tepat berada dibagian dada dan selangkangan. Tangan satunya cuma bisa meremas paha saja.
Toket Lita terasa kenyal ketika kuremas pelan, ketika itu sedang gilirannya melatih gerakan renangnya.Sehabis selesai, dia cuma tersenyum saja memandangiku, senyuman yang penuh arti, aku merasa dia tahu bahwa aku memanfaatkan kesempatan itu untuk memerah toketnya walaupun pelan.
âOm tadi grepe-grape Lita yaâ, bisiknya pelan sambil tersenyum.
Aku kaget juga mendengar bisikannya, tapi melihat dia tersenyum ya keterkejutanku ilang dengan sendirinya.
âMontok kamu Litaâ, jawabku.
âIh si om genitâ, katanya sambil mencubit perutku.
âIh nyubit diperut, ntar nyenggol lagiâ, kataku.
âOm mau disenggol? ntar Lita senggol dehâ, katanya sambil mengelus selangkanganku.
aku memang memakai celana renang model celana pendek yang longgar. Kaget juga ketika dia mengelus selangkanganku.
âOm gede dan keras banget, om horny ya grepe2 Litaâ, katanya sambil senyum. Binal juga ni amoy pikirku.
âOm, disini rame, om mau gak ngajarin Lita renang dirumahâ.
âJadi private dongâ.
âGak apa, Lita bayar tarif private om dehâ.
âGak usah, dengan segala senang hati, om mau kok ngajarin Lita dirumah. ada kolam renangnya dirumah?â.
âAda om, tapi gak sebesar disini, separuhnyalahâ.
âTrus Lita mo ajak sodaraâ.
âGak om, Lita sendiriâ.
âMangnya bole ma ortu belajar dirumahâ.
âOrtu di spore kok om, kalo libur Lita kesanaâ.
âO ituâ, pantes binal pikirku, bebas sendirian disini dan pastinya gak pernah kekurangan uang.
âTrus kapan mo mulainyaâ.
âTiap ari juga boleh omâ.
âHah, tiap ariâ.
âIya biar cepet bisa, juga kalo dirumah kan lebih bebas ketimbang disini rameâ. Aku menduga ada udang dibalik bakwan ni dari ucapannya barusan.
âKalo tiap ari om susah ngatur jadwalnya ma disini. Bisanya cuma kalo om gak ngajar disiniâ.
âGitu juga boleh om, hari apa ajaâ. Kita buat kesepakatan hari belajar renangnya.
Karena di sport hall aku ngajar 4 hari, makanya tinggal 3 hari sisanya.
Pada hari yang sudah dijanjikan, aku kerumah Lita, besar rumahnya. Dia membuka sendiri gerbang rumahnya, aku diajaknya masuk kedalam. Mobil bututku jadi ngerusak pemandangan indah di halaman rumahnya. Lita langsung mengajakku ke dalem, rumahnya besar, jadi ruangannya juga serba besar dan mewah, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan serba besar dengan perabotan lengkap. Yang aku heran rumahnya sepi.
âKok sepi rumahnya Litaâ.
âIya om, Lita sendirian dirumah iniâ.
âGak ada pembantu?â
âada tapi di counter mereka aja, mereka gak masuk kedalem rumah kalo gak perluâ.
âO gitu, jadi bebas dong gak ada yang gangguâ.
âIya om jadi bebas grepe2 nya ha haâ, dia tertawa lepas.
âO mau toh di grepe2?.
âLita tuker baju dulu ya, tuh kolamnya di halaman blakangâ.
Aku menuju ke halaman blakang, Halaman tertutup tembok tinggi, ada pool kecil, tapi cukuplah untuk melatih gerakan tangan dan kaki. Untuk memperlancar ketrampilannya renangnya lebih efektif dikolam besar sesuai standard. Aku melepaskan pakaianku, tinggal hanya memakai celana gombrongku. Aku langsung nyemplung ke pool, semeter dalemnya.
Lita keluar hanya berbikini. aku sampe menelen ludah melihat pemandangan yang sangat merangsang. Bodinya yang seksi hanya ditutupi bikini minim, branya model ditaliin kebelakang, kayanya kekecilan untuk menampung toketnya yang ranum.
CD nya model g string, tidak dapat menutupi jembutnya yang lebat.
âWah Lita, aku horny banget ni liat kamu pake bikini minim giniâ.
âapa lepas aja ya omâ.
âNantilah, yang dikasi liat dikit2 kan lebih horny lagiâ. Memang sempurna Lita dilahirkan sebagai prempuan.
Wajah cantik dengan mata yang mencipit dihiasi dengan hidung yang mancung dan bibir yang mungil, sangat mengundang untuk dikulum. Rambutnya dipotong pendek seperti lelaki tetapi sangat serasi dengan wajahnya yang tirus itu, menambah kecantikannya. Kulitnya putih mulus, bodinya seksi banget. Selain toketnya yang membusung, pinggang ramping, perutnya rata dengan puser yang berbentuk garis keatas, Pantatnya yang bulet tidak tertutup apa2, karena dia mengenakan cd model gstring dimana bagian blakangnnya menyelip ke belahan pantatnya. Pantatnya bergoyang kekiri dan kanan mengikuti ayunan langkahnya. kontolku langsung meronta2 disuguhi pemandangan yang memabokkan itu.
Dia pun ikutan nyemplung ke kolam dan langsung latihan. Aku menganjurkan latihan tangan dan kaki dilakukan sendiri2 sembari berpegangan ke pinggir kolam. Mula2 latihan kaki, aku membetulkan kalo gerakannya keliru. Cukup melelahkan karena dia latihan sendiri, sehingga gak ada jeda karena harus gantian dengan orang laen. Habis latihan kaki, sekarang latihan tangan dengan mencantolkan kaki pada pegangan dipinggir pool, ini lebih berat lagi karena sekalian sambil latihan mengambil napas. Sebentar latihan saja, dia dah kelelahan.
Aku sengaja tidak menyentuh tubuhnya supaya napsuku tidak menggelegak naek, walaupun kontolku tetap saja menunjuk ke arah utara.
âWah om, cape banget ya latihan sendiriâ.
âYa lah, kan jedanya lebih dikit, Tapi kan dengan waktu yang sama kamu bisa latihan lebih lama, lebih efektif. Di sport hall gerakan kamu gak bener2, sekarang baru sekali latihan aja dan bener kok. Memperlancarnya dikolam besar aja yaâ.
Dia tersenyum saja,
âCapek om, istirahat yaâ.
Tanpa menunggu jawabannya dia keluar pool, aku hanya memandangi gerakan pantatnya yang sangat merangsang itu ketika dia menghilang kedalam rumah. Dia keluar lagi dengan membawa makanan dan minuman kaleng. Dia langsung telungkup di dipan dibawah payung. Aku segera keluar dari pool dan duduk disebelahnya.
âOm, badan Lita kok pegel2 ya, om sadis sih ngelatihnyaâ. Aku merasa dia mengundang aku untuk mulai beraktivitas.
âAku pijitin yaâ.
âMangnya om bisa mijit, biasanya ngeremesâ.
âDua2nya juga aku ahliâ. Aku mulai memijit pundaknya, punggungnya, pinggangnya, pantatnya dan pahanya.
Kembali ke pundak dan punggungnya.
âOm kalo mengganggu branya dilepas ajaâ. Wah undangan to the point neh.
Langsung aja kuurai ikatan bra yang dileher dan dipunggung, aku lebih leluasa memijat punggungnya, tanganku mulai menurun kesamping punggungnya, memijat dan sambil menyentuh toketnya. Lita menoleh dan tersenyum, dia mengangkat punggungnya sehingga tanganku bisa menyelip kedadanya dan meremas2 toketnya yang ranum, pentilnya kuplintir2, ini menyebabkan dia melenguh,
âomâŠâ. Dengan gemas aku meremas2 toketnya,
âKamu berbalik deh Litaâ.
Dia membalikkan badannya, branya terlepas jatuh, aku menunduk kemudian perlahan aku mencium bibirnya. Dia menyambut ciumanku dengan mengemut bibirku juga. tanganku kembali mengarah ke toketnya, langsung saja kuremas dan kuplintir pentilnya. Aku melepas bibirku dan mulai menciumi telinganya dan terus ke lehernya. telinga dan leher merupakan salah satu dari sekian banyak titik sensitif di tubuhnya. Dia mulai melenguh menikmati ulahku, pentilnya mengeras karena terus kuplintir2.
âom, âŠâ lenguhku.
âKenapa Lita, udah gak tahan ya, pengen dilanjutâŠâ kataku sambil tersenyum.
âJembut kamu lebat ya Lita, pasti napsu kamu besar yaâ, kataku sambil mengemut2 pentilnya dan meremas toketnya. âToketmu kenceng ya Lita, pentilnya gede, sering diemut ya.â
Sambil menikmati remasanku, dia juga tidak tinggal diam, diremasnya kontolku dari luar celanaku.
âom, ngacengnya sudah keras bangetâ, katanya.
âBesar banget lagiâ.
âMangnya kamu belon pernah ngerasin yang besar ya Lita?â.
âkontol cowok Lita gak segede om punyaâ.
âSering ngerasain kontol cowok kamu yaâ.
âenggak kok om, baru 4 kaliâ.
âwah masi peret dong nonok kamu yaâ.
âLa iyalah, kontol om sgitu gedenya, pasti sesek deh nonok Lita kemasukan kontol gede omâ.
âKamu kok ngajakin aku ke rumah napa si?â
âKata temen Lita, maen ma om2 lebi nikmat, makanya Lita jadi penasaran pengen nyobaâ.
âMangnya ma cowok kamu gak nikmatâ.
âNikmat si om, tapi kata temen Lita sensasinya beda banget kalo ma om2, lebi nikmat gitu deh. Om kan beken diantara cewek yang om ajarin brenangâ.
âApa katanyaâ. âKata mereka om tu keren, macho banget,jangan ge er ya omâ.
âMacho? Mantan cowok?â
âIh, dibilangin bener2 malah becandaâ, katanya sambil tersenyum. aku tidak menanggapinya Aku sudah tidak bisa menahan napsuku lagi.
Aku melepaskan celana pendekku, sehingga menyembullah kontolku sudah ngaceng dengan penuh.âGedenya omâ,katanya. Aku berbaring disebelahnya, dipannya cukup lebar untuk 2 orang berbaring bersebelahan. bibirnya kembali kucium dengan penuh napsu dan sambil meremas2 toketnya dan memlintir2 pentilnya.
âIsep dong om..â pintanya sambil menyorongkan toketnya itu ke wajahku.
Langsung toketnya kuisep dengan penuh napsu. pentilnya kujilati.
âOhh..Sstt..â erangnya keenakan.
Aku mulai mengelus jembutnya yang nongol keluar dari CDnya, kemudian kususupkan ke dalam CDnya. Jariku langsung menyentuh belahan bibir nonoknya dan kugesek-gesekkan dari bawah ke atas. Gesekannya berakhir di itilnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. nonoknya langsung berlendir.
âOo.. Ooh! Uu.. Uuh!â desahnya sambil menekan tanganku satunya untuk terus meremas-remas toketnya.
âom, Lita udah gak tahan nihâ.
CDnya kudorong kebawah sampai terlepas dari kakinya. Dia mengangkat pantatnya untuk mempermudah aku meloloskan penutup terakhir tubuhnya. Kedua kaki kukangkangkan sehingga tampak jelas jembutnya yang lebat. Aku kembali meraba dan mengelus nonoknya.Aku menyelipkan jari ke belahan nonoknya yang sudah basah dan menyentuh dinding dalam nonoknya. âom..! Aduuh! Lita sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkinâ, pintanya.
Bukannya langsung memenuhi permintaannya, jariku beralih menggosok-gosok itilnya.
âAduuh! om..nakal!â serunya.
Dia pun semakin tidak karuan, diremasnya kontolku yang sudah keras sekali. toketnya yang sudah keras sekali terus saja kuremas2, demikian juga pentilnya. âAyo dong om dimasukin, Lita sudah benar-benar enggak kuu.. at!â rengeknya lagi.
Kemudian kumasukkan jariku ke dalam nonoknya yang sudah basah kuyup. nonoknya langsung kukorek2,dindingnya digaruk-garuk. Benjolan seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang nonoknya kumainkannya dengan ujung jari hingga badannya tiba-tiba menggigil keras dan digoyang-goyangkannya pantatnya mengikuti permainan ujung jariku. Aku menelungkup diselangkangannya dan mulutku langsung mengulum bibir nonoknya. Cairan yang membasahi sekitar selangkangannya kujilati dan setelah bersih kembali kukulum bibir nonoknya.
BACA JUGA : AKIBAT SALAH KAMAR HOTEL
Kemudian giliran itilnya mendapat giliran kukulum dan kulumat dengan mulutku. Jari tanganku kembali menyeruak masuk ke dalam nonoknya, dia benar-benar hampir pingsan karenanya.Tubuhnya kembali terguncang hebat, kakinya jadi lemas semua, otot-otot perutnya jadi kejang dan akhirnya dia nyampe, cairan nonoknya yang banjir kutampung dengan mulut dan tanpa sedikit pun merasa jijik kutelan semuanya. Dia menghela napas panjang, aku masih dengan lahapnya melumat nonoknya sampai akhirnya selangkangannya benar-benar bersih kembali.
Nonoknya terus kuusap2, demikian juga itilnya sehingga napsunya bangkit kembali.
âTerus om..Enak..â desahnya.
âAyo dong om.. Lita udah nggak tahanâ. Tetapi aku masih tetap saja menjilati dan menghisap itilnya sambil meremas2 toket dan pentilnya.
Dia kunaiki dan segera kuarahkan kontolku ke nonoknya. Perlahan kumasukkan kepala kontolku.
âEnak om..â katanya dan sedikit demi sedikit aku meneroboskan kontolku ke nonoknya yang sempit.
nonoknya terasa sesek karena kemasukan kontol besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih, kontol mulai kuenjot keluar masuk. âTerus om.. kontol om enakâ erangnya keenakan. Aku terus mengenjot nonoknya, dia menyorongkan dadanya ke mulutku.
Pentilnya kuhisap. Belum berapa lama kuenjot, aku mengajak tukar posisi. Sekarang dia yang diatas Diarahkannya nonoknya ke kontolku yang tegak menantang. Dengan liar dia kemudian mengenjot tubuhnya naik turun. toketnya yang montok bergoyang mengikuti enjotan badannya. Aku meremas toketnya dan menghisap pentilnya dengan rakus.
âom.. kontol om besar, keras banget..â, dia terus menggelinjang diatas tubuhnya.
âEnak Lita?â âEnak om.. entotin Lita terus om..â
Aku memegang pinggangnya yang ramping dan menyodokkan kontolku dari bawah dengan cepat. Dia mengerang saking nikmatnya. Keringatku menetes membasahi tubuhnya. Akhirnya, âLita nyampe omâ jeritnya saat tubuhnya menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah itu tubuhnya lunglai menimpa tubuhku. Aku mengusap-usap rambutnya sambil mencium bibirnya.
Setelah beberapa saat, kontolku yang masih ngaceng kucabut dari dari nonoknya. Dia kutelentangkan dan aku naik ke atasnya. Kembali nonoknya kujilati. Kedua lututnya kudorongkan sedikit ke atas sehingga bukit nonoknya lebih menganga, pahanya lebih kukangkangkan lagi, dan lidah kujulurkan menyapu celah-celah nonoknya. Lidah kujulurkan dan kugesekkan naik turun diujung itilnya.
Dia hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas- remas kontolku dengan penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar kembali dari nonoknya dengan lahap kuhisap. Bibirku terus mencium dan melumat habis bibir nonoknya. lidahku menjulur masuk ke dalam nonoknya dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutku menekan nonoknya, hidungku yang mancung menempel dan menekan itilnya.
Dia kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajah dengan sengaja kugeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidungku tetap menempel di itilnya dan bibirku tetap mengulum bibir nonoknya sambil lidahku terus mengorek nonoknya. Dia tak kuasa membendung napsunya.
âOocch! om.. Teruu.. Uus! Lita nyampe lagi omâ, suaranya semakin parau saja.
Digoyangkannya pantatnya mengikuti irama gesekan wajahku yang terbenam di selangkangannya. Dijepitnya kepalaku dengan pahanya, badannya menggigil hebat bagaikan orang kejang. Dia menarik nafas panjang sekali, semua cairan nonoknya kuhisap dan kutelan dengan rakus sekali hingga habis.
Kini aku membetulkan posisi sehingga berada di atasnya, kontolku sudah mengarah ke nonoknya. Dia merasakan sentuhan ujung kontolku di nonoknya, kepala kontolku terasa keras sekali. Dengan sekali dorongan, kepala kontolku langsung menusuk nonoknya.
Kutekan sedikit kuat sehingga kepala kontolku terbenam ke dalam nonoknya. Walau kontolku belum masuk semua, aku merasakan getaran-getaran yang membuat otot nonoknya berdenyut, cairan yang membasahi nonoknya membuat kontolku yang besar mudah sekali masuk ke dalam nonoknya hingga dengan sekali dorongan lagi maka kontolku masuk kedalam sarangnya, blee.. ess.
Begitu merasa kontolku sudah memasuki nonoknya, kubalik badannya sehingga kembali dia berada di atas, tubuhnya, didudukinya batang kontolku yang cukup panjang itu. Digoyangkannya pantatnya dan diputar-putarkan, dikocok naik turun hingga kontolku keluar masuk nonoknya, dia meremas- remas kedua toketnya. Lebih nikmat rasanya ngentot dengan posisi dia diatas karena dia bisa mengarahkan gesekan kontol besarku ke seluruh bagian nonoknya termasuk itilnya. Kini giliran aku yang tidak tahan lagi dengan permainannya, gelengan kepalaku menahan nikmat.
âLita, aku dah mau ngecret, boleh didalem Litaâ.
âNgecretin didalem aja om, biar tambah nikmat. Kita nyampe sama-sama..omâ, rintihnya sambil mempercepat kocokan dan goyangan pantatnya.
âAa..Aacch!â diapun nyampe lagi, kali ini secara bersamaan dengan aku, bibir nonoknya berkedutan hingga meremas kontolku.
Pejuku dan lendir nonoknya bercampur menjadi satu membanjiri nonoknya. Karena posisinya berada diatas, maka cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui kontolku sehingga membasahi selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak kental cairan yang merembes keluar itu tadi. Kami berdua akhirnya terkulai lemas.
Posisinya tengkurap disampingku yang terkulai telentang.
âom, pinter banget sih ngerangsang Lita sampe berkali2 nyampe, udah gitu kontol om kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sihâ, katanya.
ânonokmu juga nikmat sekali Lita, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya ke kontolkuâ, jawabku sambil memeluknya.
âBeda sama cewek2kuâ.
âWah om ceweknya banyak ya, dan semuanya udah om entotâ.
âLa iya lah, kalo pacaran gak ngentot mana asikâ.
âOm kalo ngentotin pacar om dimana?â.
âDirumahnya atau di tempat kosnya. Aku suka nginep kalo ngentotin merekaâ.
âAsik dong om, terus maennya berapa kaliâ.
â3 kali, kadang kalo aku lagi napsu banget sampe 4 kaliâ.
âWah nikmat dong, Lita mau deh dientot sampe 4 kali omâ. Karena cape abis kugarap diapun tertidur di kursi.
Setelah beberapa lama tertidur, dia terbangun karena toketnya kuelus2.
âCape ya Yang, sampe ketiduran gituâ.
âOm manggil Lita apa?â.
âYayang, kan kita lagi sayang2an. Juga jangan manggil aku om dongâ.
âAbis mesti manggil apa, kan biasanya Lita manggilnya omâ.
âPanggil papah aja, biar mesra, Kekamar aja yuk Yangâ, kataku sambil menarik tangannya.
Dia menggandengku masuk kerumah setelah menyantap makanan dan minuman yang tadi dia bawa ke pool.
âMo lagi ya Pahâ, tanyanya ketika sudah berada dikamarnya.
Bibirnya langsung kucipok. Dia menyambut ciumanku. toketnya langsung mengeras.
âPah, aahâ, napsunya mulai bangkit.
Sambil meremas toketnya, aku menjilati toketnya, kusedot pentilnya sampai dia gemetar saking napsunya. Dia segera berbaring diranjang. Kakinya kubuka sambil kuelus2, tangan satuku masih meremas toketnya. Setelah itu selangkangannya kujilati,
âNih jembut lebat banget sih, tapi aku suka kok ngentotin abg yang jembutnya lebat, apalagi toketnya ranum seperti kamuâ.
âNapa Pahâ, tanyanya terengah.
âCewek yang jembutnya lebat kan napsunya besar, suka binal kalo lagi dientotâ.
âBukannya binal Pah, tapi menikmatiâ, jawabnya.
Bibir nonoknya tetep kujilati, lidahku masuk ke nonoknya, dia jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahnya memerah terdongak keatas. kontolku sudah ngaceng dengan keras. Dia hampir tak dapat memegangnya dengan tangannya.
âDikocok Yangâ, pintaku, dia nurut saja dan mengocok kontolku dengan gemas.
âYang diemut dongâ, kataku keenakan.
Aku berdiri disamping ranjang dan dia duduk sambil mengarahkan kontol yg ada digenggamannya ke arah mulutnya. Dia mencoba memasukkan kedalam mulutnya dengan susah payah karena besar sekali, jadi dijilatinya dulu kepala kontolku. Aku mendesah2 sambil mendongakkan kepala.
âKenapa pahâ.
âEnak banget, terus Yang, jangan berhentiâ, ujarku sambil merem melek kenikmatan.
Dia jilatin kontolku mulai dari kepala kontolku sampai ke pangkal batang, dia terusin ke biji pelirku, semua dia jilatin. Dia coba untuk memasukkan kedalam mulutku lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahnya. Aku memegangi kepalanya dengan satu tangan sambil memaju-mundurkan pantatku, mengentoti mulutnya. Sedang tanganku satunya lagi meremas toketnya sebelah kanan. Gerakanku semakin lama semakin cepat.
Tiba2 aku menghentikan gerakanku. kontol kukeluarkan dari mulutnya. Aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan kontolku ke toketnya,
âYang, aku mau ngerasain kontol ku kejepit toket kamu yang montok yaâ. dia kemudian menjepit kontolku di antara toketnya.
âAhh.. Enak Yangâ. Aku terus menggoyang kontolku maju mundur merasakan kekenyalan toketnya.
Sampai akhirnya
âAduh Yang, sebentar lagi aku mau ngecret, keluarin di mulut kamu yaâ.
âJangan pah, di nonok Lita saja, kan lebi nikmatâ, jawabnya.
Aku mengarahkan kontolku ke nonoknya. Aku memasukkan kontolku yang besar dan panjang itu ke nonoknya. Pantatnya semakin didorong2, sampai dia merem melek keenakan ngerasain nonoknya digesek kontolku. Aku mulai menggerakkan kontolku keluar dan masuk dinonoknya yang sempit itu. Secara naluri dia gerakkan pantatnya kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan kontolku yang keluar masuk, wuihh tambah nikmat. Kulihat wajahnya menikmati sekali gesekkan kontolku di nonoknya. Selang beberapa saat, aku mengajak ganti posisi, dia pasrah aja.
Dia kusuruh nungging, dan kusodokkan kontolku dari belakang ke nonoknya.
âEnngghhâŠâ desahnya tak keruan.
Sambil menggoyang pantat maju mundur, aku memegangi pinggulnya dengan erat, dia merasa nikmat yang luar biasa. Tidak tahu berapa lama aku menggenjot nonoknya dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya dia nyampe,
âPah, enjot yang keras, nikmat sekali rasanyaâ, jeritnya.
Aku mengenjot kontolku lebih cepat lagi dan kemudian pejuku muncrat didalam nonoknya âcrottt, croooth.., crooootttthhâŠâ
Dia merasa nonoknya agak membengkak akibat disodok 2 kali oleh kontolku yang besar itu.
âYang, nonok mu luar biasa deh cengkeramannya, nikmat banget Yang. Kerasa sekali gesekannya dikontol kuâ, kataku sambil terengah2.
Setelah istirahat beberapa saat, aku bertanya padanya
âGimana Yang? enak kan?â.
âEnak sekali pah, rasanya nikmat sekali, nonok Lita sampe sesek kemasukan kontol Papah, abis gede banget sihâ, jawabnya.
Aku mencabut kontolku yang sudah lemes dari nonoknya. kontolku berlumuran peju dan cairan nonoknya. Dia yang kelelahan hanya terkapar di ranjang. Tak lama kemudian dia tertidur lagi. Ketika dia bangun, aku dikamar mandi yang berada didalam kamarnya. Aku sedang membasuh muka biar segeran. Melihat dia masuk kamar mandi, aku segera memeluknya. kontolku udah ngaceng lagi.
âPah, kuat amat si, dah ngecret 2 kali masi ja ngaceng lagi, Belon puas ya pahâ. sambil meremas2 toketnya, Lehernya kuciumi dengan penuh napsu.
Itu membuat napsunya juga bangkit dengan cepat. Aku segera duduk di toilet dan dia kupangku dalam posisi memunggungiku. Kuarahkan kontolku ke belahan bibir nonoknya. kugesek-gesekkan ujung kontolku ke belahan bibir nonoknya. Kutempelkan ujung kontolku ke ujung itilnya dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini nonoknya kembali mengeluarkan cairan bening.
Kemudian kontolku yang sudah ngaceng keras kembali kumasukkan ke dalam nonoknya. Awalnya agak sulit juga kontolku masuk kedalam nonoknya karena posisi itu. Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung kontolku berhasil menyeruak ke dalam nonoknya yang dibantunya dengan sedikit menekan badannya kebawah, dan kuangkat kembali pantatnya hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga kontolku amblas semua ke dalam nonoknya.
Dengan posisi begini membuat dia yang harus aktif mengocok kontolku dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatnya, sehingga nonoknya bisa meremas dan mengocok-ngocok kontolku. kontolku terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam nonoknya. Saat dia duduk terlalu ke bawah, kontolku terasa sekali menusuk keras nonoknya, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi. nonoknya semakin lama semakin basah sehingga keberadaan kontolku dalam nonoknya sudah tidak sesesak tadi.
Akhirnya diapun sudah tidak kuat lagi menahan napsunya. Dia tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatnya seperti tadi, kini dia hanya bisa terduduk dalam posisi kontolku masih tertancap di dalam nonoknya. Digoyang-goyangkan saja pantatnya sambil duduk di pangkuanku. Kedua tanganku sedari tadi asyik meremas kedua toketnya. pentilnya kucubit dan kupilin-pilinnya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri baginya. Aku tidak mampu bertahan lama merasakan goyangan yang dia lakukan.
âAduuh..! Yang, hebat banget empotan nonok kamu! Aku hampir ngecret nich!â seruku sambil tetap memilin pentilnya. âKita keluarin sama-sama pahâ sahutnya sambil mempercepat goyangannya.
Aku sudah benar-benar tidak mampu bertahan lebih lama lagi hingga kudorong dia sedikit ke depan sambil dia berdiri, sehingga posisinya menungging membelakangiku sambil berpegangan ke wastafel, tetapi kontolku masih menancap di dalam nonoknya. Aku berdiri sambil mengambil alih permainan, aku mengocok-ngocokkan kontolku keluar masuk nonoknya dalam posisi doggy style.
âAa.. Aacch!â kini giliranku yang menyeracau tidak karuan. pejuku langsung muncrat keluar memenuhi nonoknya.
Bersamaan dengan itu, dia pun mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan nonoknya berkali- kali saat dia nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga nonoknya kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah nonoknya dan merembes keluar hingga membasahi perutnya karena posisinya masih setengah menungging saat itu.
Kami pun mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru. Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk. Aku segera memakai pakaianku, aku pamit untuk memulai aktivitas rutinku. Dia tersenyum sangat manis mengiringi kepergianku.
