Wed. Sep 10th, 2025
Asupan Cerita Dewasa
Aku duduk di kelas 3 SMU saat ini. Namaku Rena, lengkapnya LaveRena, aku sangat terkenal di sekolah, teman-teman kagum akan kecantikanku, apalagi cowok-cowok, yang sering mengusilli aku dengan menggoda, aku sih cuek saja, soalnya aku juga senang sih. Aku punya sebuah “geng” di sekolah, Ayu dan Dea adalah teman-teman dekatku. Kemanapun aku pergi mereka seperti biasanya selalu ada.
Tahun ajaran baru kali ini sudah tiba, banyak adik-adik kelas baru yang baru masuk kelas 1. Yolanda Andhina, nama gadis itu, ia baru duduk di kelas 1, tetapi ia sudah terkenal di sekolah ini. Bahkan ia bisa menyaingiku. Memang dia cantik, lebih cantik dari aku, kulitnya putih bersih terawat, dengan wajah agak kebule-buDean dan rambut sebahu, tubuhnya juga bagus, sintal, dan sexy. Baru 2 bulan bersekolah, nama Yolanda sering jadi bahan pembicaraan cowok-cowok kelas 3 di kantin, ada yang naksir berat, bahkan kadang-kadang mereka suka berbagi fantasi seks mereka tentang Shery. Yolanda tidak seperti aku, ia gadis pendiam yang nggak banyak tingkah. Mungkin itu yang membuat kaum cowok tergila-gila padanya.
Semakin hari Yolanda semakin terkenal, keegoisanku muncul ketika kini aku bukan lagi jadi bahan pembicaraan cowok-cowok. Kekesalanku pun memuncak kepada Yolanda, akhirnya aku, Ayu dan Dea merencanakan sesuatu, sesuatu untuk Yolanda. Seperti aku, Yolanda juga anggota cheerDeaders sekolah, siang itu aku menjalankan rencanaku, aku bohongi Yolanda untuk tidak langsung pulang sekolah nantinya, karena akan ada latihan cheers yang mendadak, ia menolak, namun dengan segala upaya aku membujuknya sampai ia mau.
Sore itu, sekolah sudah sepi, tersisa aku, Ayu, Dea, Yolanda dan 4 orang penjaga sekolah. Aku pun mulai menjalankan rencana ku.
“Kak, sampai kapan Yolanda mesti nunggu disini?”
“Udah tunggu aja, sebentar lagi!!”
Yolanda mulai kelihatan cemas, ia mulai curiga terhadapku.
“Sudah beres Non” Reza si penjaga sekolah melapor padaku.
“Oke” jawabku.
Rencana ini sudah kusiapkan dengan matang, sampai aku membayar 4 penjaga sekolah untuk mau bekerja sama denganku, bukan hal yang berat bagiku, aku anak orang kaya.
“Ya udah, ikut gue sekarang!!” perintahku untuk Yolanda.
Dengan ragu-ragu, Yolanda mengikuti aku, Dea dan Ayu. Kubawa ia ke ruang olahraga sekolah, tempat dimana kita biasa latihan cheerDeaders.
Yolanda menangis karena bentakan dari aku, Ayu dan Dea, ia terlihat ketakutan, tetapi kami terus menekannya secara psikologis, sampai ia menagis.
“Yolanda salah apa Kak?” ia menangis terisak-isak.
“Lo baru masuk sekolah 2 bulan aja udah banyak lagak, lo mau nyaingin kita-kita yang senior? hormatin dong!!” bentakku
“Nggak kok Kak, Yolanda nggak begitu”
“Nggak apaan? Nggak usah ngebantah deh, Lo mau nyaingin kita-kita kan?!” Dea menambahkan bentakanku.
Setelah puas membentak-bentak Yolanda, aku memberi tanda kepada Ayu. Tak lama kemudian 4 penjaga sekolah yang sudah kuajak bekerjasama itu masuk ke ruang olahraga, mereka adalah Reza, Andre, Lodi dan Seto. Dari tadi mereka sudah kusuruh menuggu di luar. Yolanda saat itu terkejut dan sangat ketakutan.
“He.. he.. he.. ini dia Non Yolanda yang ngetop itu” Seto berujar sambil tersenyum menyeringai.
“Cantik banget, sexy lagi..” tambah Reza.
Yolanda gemetaran ia terlihat sangat takut.
“Sikat aja tuh!!” perintahku pada 4 pria itu.
“Oke, sip bos!! He.. he.. he..” Reza menyeringai.
Ayu yang dari tadi diam mulai menyiapkan sebuah kamera handycam yang memang bagian dari rencanaku. Seto mencengkram tangan kanan Yolanda, sementara Lodi mencengkram tangan kirinya. Tubuh Yolanda mereka seret ke atas sebuah meja sekolah. Yolanda terlihat sangat ketakutan ia pun menangis sambil menjerit-jerit minta tolong.
“Gue duluan ya” Reza mendekati Yolanda.
Aku hanya tersenyum melihat keadaan Yolanda sekarang, aku puas melihat ia ketakutan.
“Mau apa Pak? Tolong saya, ampun Pak?” Yolanda memohon ampun.
Tapi Reza sudah tidak perduli lagi dengan permohonan Yolanda, ia sudah dibakar oleh nafsu. Perlahan Reza mendaratkan tangannya menyentuh payudara Yolanda, Yolanda menjerit ketakutan. Tanpa menghiraukan teriakan Yolanda, Reza meremas-remas payudara Yolanda perlahan-lahan.
“Yang kenceng Za!!” perintahku.
Reza mengeraskan cengkramannya di buah dada Yolanda. Yolanda berteriak, ia nampak kesakitan, dan aku pun sangat menikmati ekspresi wajah Yolanda saat itu. Dipenuhi nafsu yang membara, Reza membuka seragam SMU Yolanda kancing demi kancing sampai payudara Yolanda yang tertutup BH terlihat.
“Gila!! Seksi banget nih toket, putih banget!!” sahut Reza sambil tertawa gembira.
Perlahan Reza menyentuh kulit payudara Yolanda, Yolanda pun terlihat gemetaran.
“Tolong jangan Pak!!” sahut Yolanda memelas.
Seluruh orang di ruangan ini sudah tidak sabar lagi menyuruh Reza menanggalkan penutup payudara Yolanda itu. Reza pun akhirnya melepas BH yang menutupi keindahan payudara Yolanda itu. Aku tergelak menahan ludah, payudara Yolanda indah sekali, mulus, bersih dengan puting yang merah muda merekah, seksi sekali pikirku.
“Abisin aja Pak!!” Dea meminta Reza dengan wajah cemburu, ia sepertinya iri pada keindahan payudara Yolanda.
“Ok Yolanda sayang, tenang aja ya? Nggak sakit kok, dijamin nikmat deh..” Reza berseloroh, ia terlihat bernafsu sekali seperti halnya Lodi dan Seto yang masih memegangi tangan Yolanda supaya ia tidak melawan, sementara Andre berdiri dibelakangku sambil memperhatikan dengan nafsunya.
“Jangan Pak!! ampun Kak!! tolong Yolanda..” Yolanda memohon dengan wajah pasrah, namun aku tidak perduli.
Sama sepertiku, Reza juga tidak perduli dengan permintaan Yolanda. Reza mulai memainkan tangannya di payudara Yolanda, ia mulai meremas perlahan-lahan sambil sesekali mengelus dan menekan-nekan puting payudara Yolanda dengan jarinya. Lodi dan Seto tidak ketinggalan, mereka menikmati mulusnya kulit lengan Yolanda dengan mengelusnya dan terkadang mencium dan menjilatinya, aku pun mulai merasa panas.
“Ah.. cukup Pak.. ampun Kak..” Yolanda mulai mendesah.
Reza kian bernafsu, ia memutar-mutar jarinya di sekitar puting payudara Yolanda, akupun bisa membayangkan apa yang dirasakan Yolanda ketika bagian sensitifnya dirangsang, ia pasti merasa kenikmatan.
Melihat suasana yang panas itu, Andre akhirnya turun tangan, pria hitam bertubuh gendut itu maju mendekati Yolanda. Andre dan Reza saling berbagi payudara Yolanda, kiri dan kanan, dengan nafsu mereka mulai memainkan lidah mereka menyapu kulit payudara Yolanda dan menjalar dengan liar di sekitar puting payudara Yolanda, kadang mereka melakukan hisapan dan gigitan kecil di puting payudara Yolanda. Yolanda mendesah sambil ketakutan, terlihat ia baru pertama kali diperlakukan seperti itu. Ayu pun beraksi merekam seluruh kejadian yang menimpa payudara Yolanda dengan seksama melalui handy cam-nya.
Reza menurunkan ciuman dan jilatannya ke perut Yolanda yang juga indah dan mulus, aku cukup terkejut melihat pusar Yolanda yang ditindik itu, terlihat seksi. Setelah puas mencium dan menjilati daerah pusar Shery. Reza berhenti dan menyuruh Andre yang sedang menikmati puting payudara Yolanda berhenti. Reza lalu mulai menyingkap rok sekolah Yolanda, sambil mengelus paha Yolanda. Ia memainkan jarinya menelusuri halusnya paha Yolanda yang mulus dan putih itu. Tangan Reza perlahan naik menyentuh selangkangan Yolanda yang ditutup celana dalam pink itu.
“Jangan Pak!! Ampun!!” Yolanda memohon pada Reza. Andre pun ikut mendekat ke Reza.
“Wah, Celana dalam Non Yolanda lucu sekali..” ejek Andre.
Reza yang sudah sangat nafsu perlahan membuka celana dalam Yolanda. Tak berapa lama kemudian, Celana dalam itu sudah terlepas dari tempatnya.
“Wow Non Yolanda!! Vaginanya indah banget!!” Reza tampak bersemangat.
Vagina Yolanda memang terlihat terawat, daerah selangkangannya putih, bersih, dan Yolanda sepertinya tidak suka dengan rambut-rambut yang tumbuh di sekitar vaginanya, ia membiarkan vaginanya tertampang mulus tanpa rambut kemaluan. Perlahan tangan Reza dan Andre menjelajahi paha, dan sekitar selangkangan Yolanda. Yolanda hanya bisa menggeliat kesana kemari menghadapi rangsangan itu.
Tak lama kemudian tangan Reza dan Andre, tiba di bagian vital Yolanda. Dengan nafsu membara, Andre membuka bibir vagina Yolanda, sementara Reza memasukkan jarinya kedalam liang vagina Yolanda. Perlahan jari tangan Reza menyolok-nyolok vagina Yolanda, dan makin lama gerakannya makin cepat. Tubuh Yolanda nampak menegang, sambil mendongakkan wajahnya, Yolanda mendesah perlahan.
Reza dengan pandai memainkan kecepatan jarinya menyolok-nyolok vagina Yolanda, sementara aku dan teman-temanku memperhatikan kejadian itu. Setelah hampir 2 menit jari Reza menembus liang vagina Yolanda, dari bibir vagina Yolanda kulihat cairan kewanitaan yang keluar, rupanya Yolanda terangsang.

BACA JUGA : DWI SEKRETARIS MEMBUATKU TAK TAHAN

“Wah Non, terangsang nih? Enak ya? Mau lebih cepat?”
“Jangan Pak, tolong!!” Yolanda memohon.
Reza tidak mempedulikan permohonan Yolanda, Jarinya keluar masuk vagina Yolanda dengan cepat.
“Ahh.. stop Pak!! Tolong..!” Yolanda kelihatan sangat terangsang, namun ia berusaha melawan.
“Ahh..!” Yolanda vagiRenak pelan, sepertinya ia hampir mencapai orgasme sambil menahan kesakitan di lubang vaginanya.
“Payah lo!! Baru segitu aja udah mau orgasme.. cuih.. ” aku meledek Yolanda, aku membayangkan jika aku dalam posisi Yolanda, pasti aku akan lebih lama lagi orgasme.
“Dasar perek amatir, baru gitu aja udah mau orgasme!!” Dea ikut mengejek.
Reza menghentikan jarinya yang menyolok-nyolok vagina Yolanda, nampaknya ia belum mau Yolanda mencapai puncaknya. Namun aku sudah tak sabar, dendam di dadaku terus membara ingin mempermalukan Yolanda. Kutarik jari Reza keluar dari vagina Yolanda, lalu kudorong tubuhnya menjauhi Yolanda.
“Lho Non.. saya belum puas nih..” Reza terlihat bingung.
“Sabar dulu!! Nanti lo dapat giliran lagi!!” bentakku pada Reza.
Saat kulihat Yolanda dihadapanku, nafsu dan amarahku membara. Aku tak tahan lagi, kujongkokkan tubuhku hingga wajahku tepat menghadap vagina Yolanda. Tertampang jelas keindahan vagina Yolanda di mataku, bibir vaginanya yang memerah karena gesekan jari Reza dan cairan yang membasahi sekitar selangkangannya membuat aku menahan ludah. Perlahan kudekatkan wajahku ke vagina Yolanda, dan kucium harum vagina Yolanda, Ia terlihat sangat merawat daerah vitalnya ini. Dengan penuh nafsu dan dendam, perlahan kubasuh vaginanya dengan lidahku.
Semua yang ada disitu spontan terkejut, dan Yolanda terlihat sangat kaget.
“Waduuh.. Non Rena ternyata juga mau ngerasain vagina Non Yolanda ya?” Andre berseloroh meledek.
“Bilang dong Non dari tadi, kalo gini saya malah jadi tambah horni nih..” Reza menimpali.
Aku tak perduli dengan ledekan Reza dan Andre, yang kupikirkan hanya satu, aku ingin membuat Yolanda malu di tanganku.
“Aaah.. Kak.. mau apa Kak? Jangan Kak..” Yolanda mulai merasa terangsang lagi, perlahan kurasa otot selangkangannya menegang. Kubasuh vagina Yolanda dengan jilatan lidahku, dan kujalari daerah selangkangannya dengan ciuman dan jilatan erotis. Kutelusuri bibir vagina Yolanda dengan lidahku, sambil kubuka liang vaginanya dengan jariku supaya lidahku dengan leluasa menjalar di daerah sensitifnya.
Tak berapa lama kutemukan klitoris Yolanda, perlahan kujilat dan kuberi dia hisapan-hisapan kecil dari mulutku. Semua laki-laki yang ada diruangan ini kurasa sangat beruntung menyaksikan dua bunga sekolah ini terlibat aktivitas seksual.
“Ahh.. ah.. ah..” Yolanda tak sanggup berkata-kata lagi, ia hanya bisa berteriak kecil merasakan rangsangan di klitorisnya. Perlahan tubuh Yolanda menggelinjang kesana kemari, keringatnya makin deras membasahi tubuh dan seragam sekolahnya. Sampai akhirnya kurasakan vagina Yolanda memuncratkan cairan-cairan kewanitaan yang menggairahkan membasahi mulutku, tanpa kusadari akupun terangsang dan menghirup cairan kewanitaan Yolanda dalam-dalam.
Hampir 5 menit kunikmati vagina Yolanda, daerah selangkangannya sudah sangat basah, sama seperti tubuhnya yang dibanjiri keringat. Yolanda hanya bisa mendesah pasrah sambil menikmati rangsanganku. Tak berapa lama, kurasa otot vaginanya menegang, Yolanda agak terhentak, lalu kedua tangannya tiba-tiba mencengkram pundakku, ia hampir mencapai puncak. Saat itu pula kuhentikan jilatanku, lalu menarik nafas istirahat. Yolanda terkulai lemas, tubuhnya tergeletak tak berdaya diatas meja sambil perlahan mencoba mengumpulkan nafas. Reza, Seto, Lodi dan Andre hanya bisa terpaku menatap aku dan Yolanda, sementara Dea dan Ayu terlihat puas melihat “siksaan”ku terhadap Yolanda. Aku berdiri setelah istirahat sejenak.
“Gilaa!! Non Rena hebat!! Saya jadi horni banget nih lihat cewek lesbian kayak gitu” Seto angkat bicara.
Kutatap Yolanda yang terkulai lemas dengan pandangan nafsu dan dendam.
Kulebarkan kedua kaki Yolanda sampai ia mengangkang. Kutarik pinggulnya sampai sisi meja. Kali ini akan aku buat ia orgasme. Kutanggalkan rok sekolahku lalu kulepas celana dalamku. Semua pria yang ada disitu tergelak menahan ludah, menanti kejadian selanjutnya. Kubuka seragam sekolahku karena udara sudah sangat panas, sambil kutanggalkan BH-ku, begitu juga dengan Yolanda, kubuat ia telanjang bulat.
Posisi kaki Yolanda yang mengangkang membuat vaginanya melebar, membuka bibir vaginanya, dan itu membuatku terangsang. Kuangkat kaki kiriku keatas meja, lalu kudekatkan selangkanganku ke selangkangan Yolanda. Posisi tubuhku dan Yolanda Seperti dua gunting yang berhimpitan pada pangkalnya. Dengan nafsu yang membara kugesekkan vaginaku dengan vagina Yolanda yang masih terkulai lemas itu.
“Hmm.. aah.. cukup Kak.. aah..” Yolanda mendesah memohon padaku.
Tanpa perduli pada Yolanda, aku yang sudah dibakar nafsu terus melaju. Sementara Pria-pria yang ada disana mulai mengeluarkan kemaluan mereka kemudian melakukan onani sambil menyaksikan aku dan Yolanda. Semakin lama semakin kupercepat gesekkan vaginaku, sambil kulihat wajah Yolanda yang cantik itu dengan nafas memburu, membuatku kian terangsang. Tubuhku dan Yolanda bergerak seirama, kurasakan keringat mengucur dari tubuhku, serta vaginaku kian basah oleh cairan kewanitaanku yang bercampur dengan cairan kewanitaan Yolanda. Selama hampir 5 menit kupacu tubuh Yolanda, dan tiap detik pun kurasakan kenikmatan dan rasa dendam yang terbayar.
Di tengah deru nafasku yang saling memacu dengan nafas Yolanda, tiba-tiba kumerasa sesosok tubuh besar memelukku dari belakang. Ternyata itu Andre, pria hitam bertubuh gendut itu sudah telanjang bulat dan memeluk tubuhku sambil memainkan jemarinya di puting payudaraku.
“Saya juga ikutan ya Non Rena? Habis Non Rena bener-bener hot sih” permintaan Andre kuturuti tanpa menjawab, sebab jarinya yang memilin puting payudaraku semakin membuat aku berenang dalam lautan kenikmatan.
Kulirik Yolanda yang menarik nafas terengah-engah dan kulihat tubuhnya mulai menggelinjang merasakan kenikmatan. Kupercepat gerakanku, sambil mencoba untuk mengatur nafas, tiba-tiba sebuah benda kurasa menyentuh pantatku lalu menelusup diantara belahannya. Aku mendengar Andre melenguh, ternyata benda itu adalah penisnya yang menegang dan berusaha meyodok lubang anusku.
“Non Rena, saya nggak tahan lagi nih..” permintaan Andre kupenuhi, kubiarkan penisnya masuk ke lubang anusku.
Dengan sedikit hentakan, penis Andre menerobos masuk anusku. Kurasakan benda itu berukuran besar, memenuhi lubang anusku.
“Aaah.. lobang Non Rena masih rapet banget nih..” Andre mencoba menekan pinggulnya untuk memasukkan seluruh batang penisnya. Sambil terus kupacu tubuh Yolanda, Andre juga mulai memompa penisnya di lubang anusku. Tak berhenti, Andre menjelajahi bagian atas tubuhku dengan tangannya.
Kejadian ini berlangsung hampir 7 menit sebelum, Yolanda berteriak kencang memperoleh puncak kenikmatannya. Tak berapa lama kemudian giliranku dan Andre yang mencapai orgasme bersamaan, ditandai semburan spermanya di lubang anusku. Aku sangat lelah, tubuhku basah oleh keringat, namun aku sangat puas, puas karena dendamku terbayar dan puas atas kenikmatan yang kuperoleh tadi. Kubiarkan Yolanda beristirahat selama kurang lebih 5 menit, sampai akhirnya “penyiksaan” ini dimulai lagi.
Aku duduk menjauh dari Yolanda, kali ini kuputuskan menjadi penonton saja. Tongkat komando kini dipegang Dea, ia kini yang memerintah semua yang ada disitu. Reza, Lodi dan Seto mendekati tubuh Yolanda yang tergeletak tak berdaya. Dea memberi tanda pada Seto yang dijawab dengan anggukan kepalanya. Seto memegang pinggul Yolanda yang lemas itu kemudian memutar tubuhnya. Posisi Yolanda kini telungkup dengan memperlihatkan bulatan pantatnya yang padat berisi.
“Nah, Non Yolanda siap-siap ya!” Seto berujar sambil mengangkat pinggul Yolanda sampai ia dalam posisi menungging. Yolanda cuma bisa menunggu siksaan apa lagi yang akan diterimanya dengan pasrah. Meski tubuh Yolanda tampak lemas, ia masih saja menggairahkan. Seketika saja Yolanda mendesah pelan, Seto dengan nafsunya meremas bongkahan pantat Yolanda sambil mengelusnya.
“Hajar aja!!” perintah Dea.
Setelah mendengar perintah Dea, Seto yang sudah menunggu dari tadi langsung melesakkan penisnya yang menegang itu ke lubang vagina Yolanda. Wajah Yolanda terlihat terkejut sambil menahan sakit. Ukuran penis Seto yang besar memaksa masuk ke lubang vagina Yolanda yang rapat itu. Yolanda berteriak tiap kali Seto mendorong penisnya masuk.
“Vagina Non Yolanda rapet banget nih, aahh..” Seto berkata sambil mendorong penisnya lagi memasuki vagina Yolanda.
Setelah seluruh penis Seto masuk dalam lubang vagina Yolanda, seto berhenti sejenak, ia membiarkan Yolanda mengambil nafas sejenak. Namun Seto tidak membiarkan Yolanda berlama-lama, perlahan-lahan ia mulai memompa penisnya didalam vagina Yolanda. Gerakan Seto makin cepat, deru nafas Yolanda dan Seto terdengar keras dibarengi gerakan mereka yang seirama. Sambil terus memompa penisnya, Seto memainkan tangannya menjelajahi pantat dan pinggul Yolanda yang basah oleh keringat. Sekali lagi Dea memberi tanda, Seto mempercepat lagi gerakannya, membuat tubuh Yolanda bergerak kian liar. Reza maju menghampiri Yolanda, ia berdiri di depan wajahnya. Reza mengangkat tubuh Yolanda sampai ia dalam posisi merangkak.
“Aaah.. cukup Pak.. ah..” Yolanda memohon pada Reza.
Dengan senyum mengejek Reza memaksa Yolanda membuka mulutnya. Dengan nafsu yang membara ia memaksa penisnya masuk ke bibir mungil Yolanda.
“Ayo isep penis saya Non!! isep!!” Paksa Reza.
Karena ketakutan, Yolanda dengan pasrah menerima batangan penis Reza menembus bibirnya. Besarnya penis Reza nampak memenuhi seluruh mulut Yolanda. Tak bisa kubayangkan betapa puasnya Reza, ketika gadis SMU secantik Yolanda kini sedang mengulum penisnya.
Dari jauh kulihat Yolanda menangis, airmata jatuh ke pipinya, ia merasa terhina dan jijik. Dendamku benar-benar terbalas, Yolanda benar-benar menderita. Dibalik semua itu aku juga merasa kasihan padanya. Reza mulai memompa penisnya, melakukan gerakan maju mundur dihadapan wajah Yolanda. Kini mulut dan vagina Yolanda telah dipompa dua batang penis. Keringat membasahi seluruh tubuhnya, membuat tubuh Yolanda terlihat berkilau seksi. Hanya Lodi saja yang belum menikmati Yolanda, kini ia naik keatas meja, lalu memposisikan dirinya diatas punggung Yolanda seolah-olah ia sedang menaiki kuda. Lodi meletakkan penisnya diatas punggung Yolanda, sambil kemudian ia gesekkan. Tangan lodi menjelajah kedua payudara Yolanda yang tergantung.
Tiga orang itu sekaligus menikmati tubuh Yolanda, tak bisa kubayangkan perasaan Yolanda saat ini. Vagina, mulut, punggung, payudara, hampir seluruh bagian tubuhnya dirangsang. Kulihat Seto berejakulasi di dalam liang vagina Yolanda, sperma yang melimpah keluar dari penis Seto mengalir keluar melalui liang vagina Yolanda, seketika itu juga Yolanda bergumam sembari menaikkan pinggulnya, ia berorgasme. Setelah Seto puas membasahi vagina Yolanda dengan spermanya, giliran Dea menggantikan posisi Seto. Dengan liar, Dea menjilati vagina Yolanda yang masih basah oleh sperma Seto.
Selang berapa menit kemudian Reza berejakulasi, ia berteriak kencang memanggil nama Yolanda sembari memuncratkan spermanya di wajah Yolanda, kulihat Yolanda menerima semburan sperma itu di sekitar bibir dan pipinya, bahkan ia menelannya, mungkin Yolanda sudah pasrah dan memilih untuk menikmati kejadian ini.
Setelah Reza, giliran Lodi berejakulasi diatas punggung Yolanda. Sperma lodi nampak membasahi kulit punggung Yolanda yang putih mulus. Andre yang dari tadi diam, bergerak menggantikan Dea yang kini merubah posisi Yolanda menjadi terlentang, lalu memegangi tangan Yolanda keatas.
Penis Andre yang ekstra besar itu menembus vagina Yolanda, dan dengan liar memompa tubuh Yolanda. Yolanda yang sudah sangat lelah hanya mendesah pelan sambil menikmati. Hampir 10 menit Andre memompa penisnya didalam vagina Yolanda sampai akhirnya gerakan Andre dipercepat, Yolanda berteriak, pinggulnya naik, tubuhnya nampak bergetar, ia kembali berorgasme. Tidak lama kemudian Andre berejakulasi di luar vagina Yolanda, ia membiarkan spermanya jatuh membasahi selangkangan Yolanda.
Suasana sunyi hanya terdengar desah nafas Yolanda yang mencoba mengatur kembali nafasnya. Tubuhnya basah oleh keringat, selangkangannya dipenuhi sperma, Yolanda hanya tergeletak diatas meja itu. Kubayar uang yang kujanjikan pada Reza, Andre, Seto dan Lodi. Mereka lalu pergi meninggalkan ruangan ini dengan senyum puas.
“Nah, sekarang kapok kan lo?” bentak Dea kepada Yolanda.
“Makanya jangan macam-macam, kalo lo bilang-bilang kejadian ini sama siapapun, rekaman video tentang lo bakal gue sebar luas!! Terus lo bisa jadi bintang porno terbaru dan terkenal, he.. he.. he.. ” ancamku pada Yolanda.
“Sekarang lo bilang!! Gimana rasanya tadi?! Ayo jawab!!” bentak Dea.
“Kok diem aja?! Ayo jawab tolol!!” bentakku.
“Enak Kak..” jawab Yolanda ketakutan.
“Enak?! lo seneng dientot?!” bentak Dea lagi.
“Iya Kak.. enak sekali.. nikmat..” Yolanda menjawab.
“Lo mau lagi?!” Ayu yang dari tadi diam kini bicara.
“Ma..mau Kak..” jawab Yolanda.
Aku, Dea dan Ayu saling berpandangan sambil tersenyum. Ya, akhirnya Yolanda kini menjadi bagian gengku, geng gila seks yang suka sekali mencari kenikmatan, haus akan hal-hal berbau seks. Dan si cantik Yolanda, adik kelasku menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam petulangan seks ku selanjutnya.

By adminmarket

Selamat datang di ASUPAN CERITA DEWASA — tempat di mana fantasi liar, hasrat terpendam, dan kenikmatan tersembunyi dituangkan dalam cerita yang membakar imajinasi. Di sini, setiap cerita bukan hanya soal tubuh, tapi tentang permainan emosi, godaan, dan rasa penasaran yang memuncak perlahan… hingga tak terbendung. Dari ibu kost yang menggoda, tante yang tak tahu malu, sampai kisah-kisah rahasia di balik pintu kamar — semuanya kami sajikan dengan detail yang akan membuatmu sulit berhenti membaca. Kamu siap? Jangan cuma bayangkan. Rasakan lewat kata-kata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *